Mohon tunggu...
kuntjoro pinardi
kuntjoro pinardi Mohon Tunggu... Dosen - Mediaikon

- Jadikan JUJUR sebagai budaya - lagi belajar menulis .. n tambah teman baru

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar dari China untuk produk Nasionalnya

28 November 2009   17:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:09 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Melanjutkan artikel dari Cech Gentong dalam tulisannya: "Cinta Produk Nasional, yang Mana…????"

http://umum.kompasiana.com/2009/11/26/cinta-produk-nasional-yang-mana.../

kita perlu secara bersama-sama mengkaji ulang apa yang kita sebut produk nasional.

Saya coba mendefinisikan semua produk yang dikembangkan dan didisain secara 100% oleh perusahaan dalam negeri dapat dikatagorikan sebagai produk nasional. Komponen dari produk-produk ini dapat dibeli atau diimpor dari luar. Pak Habibie, Presiden ke III dari Republik Indonesia, sudah mencanangkan produk pengembangan teknologi dan produk nasional sejak tahun 1974. Beliau memulai dengan prinsip TOP DOWN APPROACH, kuasai konsep globalnya dan hasilkan produknya.

Produk Nasional yang kita disain dan kembangkan sendiri HARUS menaikan nilai dasar dari material asal, sebagai contoh teknologi komunikasi RADAR akan bernilai lebih tinggi dari komponen-komponen dasarnya (seperti Processor, Microwave, Signal Processing Unit, dllnya).

Peran pemerintah sangat dituntut untuk arah pengembangan produk nasional, tidak mungkin semua industri dapat pemerintah pilih pada waktu bersamaan. Pemerintah sebagai penentu kebijakan awal HARUS punya rasa keberpihakan dengan menerbitkan regulasi pendukung untuk pemasaran lokal produk yang dikembangkan.  Peran pemerintah ini dilakukan untuk mendorong per-ekonomian secara nasional. Hampir semua negara melakukan hal semacam ini untuk produk-produk khusus, tetapi dengan mengembangkan produk khusus baik produk militer atau produk yang unik, perusahaan di negara-negara tersebuti punya dana dan kemampuan ("knowledge") untuk mengembangkan produk-produk yang dipakai banyak orang.

Sejarah telah membuktikan ketika perusahaan lokal China (Huawei) memutuskan untuk mengembangkan teknologi komunikasi khusus yang dipakai banyak operator dunia, pemerintah China mengijinkan Huawei untuk memasang alat-alatnya di daerah-daerah tertentu (bisa dilihat di link (tautan) berikut: http://en.wikipedia.org/wiki/Huawei )

Keberpihakan pemerintah China inilah yang membuat Huawei saat ini menjadi RAKSASA baru telekomunikasi, yang membuat Ericsson, Nokia atau Alcatel-Lucent takluk. Kalau seandainya ketika tender peralatan khusus tersebut dinyatakan perlu ada referensi pernah memasang alat-alat tersebut di operator lainnya, saya kira kita tidak akan pernah mendengar nama HUAWEI  saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun