Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, lapek bugi berasal dari tanah Bugis, Makassar. Dahulunya, pelayan dari Bugis memperkenalkan lapek bugi kepada masyarakat Minang. Makanan ini sering dijadikan hantaran dalam tradisi Maanta Pabukoan ketika memasuki bulan Ramadhan. Biasanya, menantu perempuan mengantarkan lapek bugih dan masakan lainnya ke rumah mertua (keluarga suami).
Kemudian, dikutip dari Repository UIN Suska, lapek berarti lepat, sedangkan bugi berarti ketan. Jadi, lapek bugi berarti Lepat yang dibuat dari Ketan. Istilah bugi digunakan karena pada zaman dahulu pembuatan lapek bugi melibatkan penumbukan Beras Ketan dengan lesung hingga halus, kemudian dijadikan adonan. Beras Ketan yang ditumbuk dengan lesung disebut Bugi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H