[caption caption="Program 35 GW"][/caption]
Pandangan mata ini terus berloncat-loncat, sebentar melihat monitor berukuran 32 inch, kadang berpindah lagi ke layar yang ukurannya hampir sama seperti layar bioskop itu. Perlahan, susu panas cokelat yang ternyata menurut penelitian ilmiah dapat membunuh rasa ngantuk itupun tinggal ampasnya saja.
Saya jadi ingat pertanyaan salah satu siswa prajabatan PLN yang pernah magang di dispatcher JCC.
Siswa OJT : “Pak, menurut bapak jadi dispatcher itu gimana kesulitannya ?”
Saya jawab : “...menurut saya pribadi, hal yang paling menantang jadi dispatcher, selain saat terjadinya gangguan adalah menahan diri dari rasa ngantuk dan suhu ruangannya yang ekstra dingin..”
Saat shift malam seperti ini, karena setiap AC ruangan dalam gedung otomatis terhenti pada sore hari, maka aliran pendingin udara pun ‘terpusat’ di ruangan dengan luas sekitar 100 m2tersebut. Di satu sisi, suhu yang ekstra dingin itupun dipastikan dapat mencegah overheating pada peralatan yang 24 jam non stop dioperasikan di ruang dispacther (monitor & server). Namun, di sisi lain, suhu ekstra dingin tersebut harus ditahan oleh dispatcher.
Para pembaca kompas dan sobat PLN yang saya banggakan, saat terjadi gangguan teknis yang bisa datang kapan saja, dispatcher harus selalu sigap untuk merespon dengan tindakan yang tepat. Oleh karena itu, berbekal dari sejak saya masih menjadi operator gardu induk, saat akan berdinas, saya bukannya berdoa agar jangan ada gangguan, namun berdoalah agar ketika terjadi gangguan separah apapun, supaya diberi kekuatan dan kemudahan dalam pemulihan gangguan teknisnya.
Sementara jari-jariku masih asyik memijit papan tombol berhuruf acak (dibaca : keyboard), tiba-tiba pak supervisor bertanya : “lagi ngetik apa, Rob? Kelihatannya serius nih..?”,
kujawab : “lagi menulis artikel HLN ke 71 pak, kompasiana sponsorshipnya...”
# # # #
Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, bahwa PLN P2B memiliki visi untuk menjadi operator sistem kelas dunia. Visi ini merupakan turunan dan sebagai bentuk dukungan akan program 35 Giga watt.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia 3 tahun terakhir (2012-2015) sekitar 5- 6%, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor penting yang mempengaruhinya, antara lain: kemajuan teknologi, infrastruktur, investasi, dll. Kemajuan dalam kecanggihan dan pengembangan kecanggihan teknologi memiliki pengaruh yang besar pada tingkat pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, karena dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Infrastruktur merupakan aspek penting dari suatu bangsa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Kualitas infrastruktur memfasilitasi pergerakan orang, komoditi juga komunikasi yang efisien, data dan penyimpanan modal, untuk memfasilitasi dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi. Perputaran roda ekonomi dalam pembangunan tersebut, sudah pasti dipengaruhi oleh peranan PLN dalam menyediakan listrik. Suatu kontribusi positif untuk pembangunan negeri ini secara ekonomi, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi, PLN merupakan the true economy powerhouse, suatu lokomotif ekonomi nasional.
Namun semua kendala dalam mewujudkan visi PLN, tidak menyurutkan semangat perjuangan kami, untuk terus meningkatkan dan berkontribusi berupa pelayanan prima kepada seluruh konsumen listrik di Indonesia, khususnya Jawa Madura dan Bali dengan total konsumen sekitar 165 juta jiwa.
Berbicara mengenai semangat perjuangan, sebagai generasi penerus bangsa, di pundak mereka tersimpan harapan dan masa depan, karena mereka adalah para calon pemimpin Indonesia di masa yang akan datang. Untuk menjadi SDM yang berkualitas, tentu tidak hanya sebatas menjadi pekerja saja, atau sekedar intelektual semata, namun juga harus mampu tampil sebagai pekerja intelektual yang memiliki kemampuan, sekaligus pemikiran yang tentunya diabdikan demi kepentingan banyak pihak, yakni perusahaan, bangsa dan negara. Juga harus mampu memberikan "warna" baru yang lebih baik di tempat, dimana mereka ditugaskan, sekaligus mampu menumbuhkembangkan embrio semangat tranformasi di seluruh lini kerja di peranannya masing-masing.
Tidak berlebihan jika dispatcher dikatakan sebagai suatu penugasan khusus, bagaimana tidak, setiap untung ruginya proses bisnis kelistrikan jawa Bali, dipengaruhi secara signifikan oleh pengaturan operasi sistemnya. Bukan hanya hard skill yang dibutuhkan, namun soft skill seperti misalnya kemampuan pengambilan keputusan dalam waktu yang singkat (decision making) juga kesabaran serta mental yang kuat dalam menghadapi gangguan teknis di sistem kelistrikan Jawa Bali harus dimiliki seorang dispatcher. Meskipun sekarang sistem canggih yang serba otomatis sudah mulai diterapkan, namun peranan manusia tetaplah diperlukan, terutama para operator sistem yang sebagai garda terdepan dalam jaringan kelistrikan.
Penulis berharap, semoga dengan adanya program 35 GW, maka dapat diiringi juga dengan peningkatan kualitas SDM yang dimiliki PLN.
Untuk para sobat PLN, teruslah beroptimis dalam berjuang, yakinkan bahwa masa depanmu akan secerah pelita yang kau selalu junjung dimanapun berada.
Seperti sebuah kata bijak arab yang mengatakan bahwa :
Saajtahidu fauqa mustawa al akhar
Artinya: “.....Berjuanglah diatas rata-rata yang dilakukan orang lain....”
Jayalah PLN. jayalah indonesia
J robi
8908052P2B
Kantor induk PLN P2B
[caption caption="PLN P2B"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/10/26/img-20161025-wa0005-58101d5d07b0bd837b90f889.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
[caption caption="Back cover"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/10/26/img-20161025-wa0006-58101de4357b6158058b4569.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI