Mohon tunggu...
Pilna Safitri
Pilna Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA STP TRISAKTI USAHA PERJALANAN WISATA 2019

Mahasiswa Beasiswa Unggulan On-Going Kemendikbud 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Nyepi di Pulau Bali

10 Maret 2022   15:03 Diperbarui: 10 Maret 2022   15:41 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang bali mungkin tidak akan ada habisnya, karena selain memiliki objek wisata yang luar biasa bali juga terkenal dengan kekayaan budaya yang dimilikinya. Masyarakat di pulau bali juga memiliki banyak sekali perayaan hari raya salah satu perayaan yang dilakukan oleh masyarakat bali adalah perayaan hari raya nyepi.  Nyepi merupakan hari raya bagi umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka.  perayaan nyepi sendiri memiliki beberapa rangakain seperti berikut ini :

  1. Tawur

Tawur memiliki arti dalam bahasa Jawa sama dengan saur, dalam bahasa Indonesia berarti melunasi utang. Di setiap catus pata (perempatan) desa atau pemukiman mengandung lambang untuk menjaga keseimbangan.

  1. Upacara Melasti

Biasanya dilakukan selambat-lambatnya pada Tilem Sore. Inti dari acara ini adalah menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Kegiatan ini dilakukan di sumber air suci kelebutan, campuan, patirtan, dan segara.

  1. Amati Geni

Ada empat berata pantangan yang wajib diikuti pada saat hari raya Nyepi, salah satunya adalah Amati Geni yang berarti berpantang menyalakan api.

  1. Ngembak Geni

Mulai dengan aktivitas baru yang didahului dengan mesima krama di lingkungan keluarga, warga terdekat (tetangga) dan dalam ruang yang lebih luas. Yadnya dilaksanakan karena kita ingin mencapai kebenaran.

  1. Menghaturkan bhakti atau pemujaan

Kegiatan ini dilakukan di balai agung atau pura desa di setiap desa pakraman, setelah kembali dari mekiyis

juga ada arak arakan ogoh ogoh, pada saat arak arakan oogoh ogoh saya juga ikut menonton dan itu merupakan kali pertama saya menonton ogoh ogoh, kegiatan arak arakan ogoh ogoh sangat seru, ogoh ogoh  diarak oleh pemuda pemuda bali dari anak kecil hingga orang dewasa. 

semenjak dilanda covid-19 masyarakat bali sudah 2 tahun tidak melakukan arak arakan ogoh ogoh dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, tetapi pada tahun 2021 masyarakat diperbolehkan untuk mengarak ogoh ogoh tentu dengan memgikuti protokol kesehatan yang ketat. ogoh ogoh pada tahun ini juga tidak terlalu ramai seprti sebelum adanya pandemi tetapi masyarakat cukup sennag akhirnnha bisa mengarak ogoh ogih dan bisa menonton ogoh ogoh lagi. hari raya nyepi pertama saya di pulau bali cukup mengesankan bagi saya. sebagai warga pendatang saya tetap mengikuti aturan dalam perayaan nyepi seperti tidak menyalakan lampu dan tidak keluar rumah sama sekali. menurut saya pengalaman pertama saya nyepi dibali sangat mengesankan karena memang benar benar sepi dan tenang dan membuat diri kita terasa damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun