Mohon tunggu...
Fillka Freyda Indrasta
Fillka Freyda Indrasta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Geofisika dengan minat di bidang energi, lingkungan, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengintip Isi Bumi dengan Teknologi Seismik untuk Mengungkap Kekayaan Bumi

9 Januari 2025   12:32 Diperbarui: 9 Januari 2025   12:32 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analogi teknologi seismik bekerja (Sumber: Ilustrasi pribadi berdasarkan Silviana Hendri, 2013)

Di balik lapisan batuan keras yang menyelimuti bumi, tersimpan kekayaan energi luar biasa. Salah satu bentuk kekayaan energi tersebut adalah minyak dan gas bumi, yang telah menjadi sumber daya yang menopang kebutuhan energi global selama lebih dari satu abad. Namun, bagaimana para ahli menemukan cadangan minyak dan gas yang tersembunyi jauh di bawah permukaan bumi?

Minyak dan gas tidak terlihat dari permukaan, menemukan minyak dan gas juga bukanlah perkara yang mudah. Tidak bisa sembarangan menggali tanah tanpa panduan yang jelas, karena hal ini tidak hanya berisiko tinggi secara teknis, tetapi juga memerlukan biaya yang sangat mahal.

Di sinilah teknologi seismik refleksi berperan penting. Teknologi ini memungkinkan kita untuk "melihat" ke dalam bumi tanpa perlu menggali terlebih dahulu, menjadikan eksplorasi minyak dan gas lebih efisien dan tepat sasaran.

Bagaimana Teknologi Seismik Bekerja?

Teknologi seismik bekerja dengan memanfaatkan gelombang untuk memetakan struktur bawah permukaan. Prosesnya melibatkan penggunaan sumber energi seperti getaran kecil atau ledakan terkendali untuk menghasilkan gelombang seismik. Gelombang ini merambat melalui berbagai lapisan batuan di bawah permukaan bumi. Ketika gelombang bertemu dengan lapisan batuan yang memiliki sifat akustik berbeda, sebagian dari gelombang tersebut akan memantul kembali ke permukaan.

Gelombang pantul ini kemudian ditangkap oleh alat bernama geophone, yang berfungsi sebagai "telinga" untuk mendengar pantulan gelombang. Data pantulan tersebut diolah menjadi peta geologi bawah permukaan yang memberikan gambaran tentang struktur bawah permukaan. Prinsip kerja teknologi ini serupa dengan cara kelelawar "melihat" di malam hari. Kelelawar menggunakan pantulan suara untuk mendeteksi objek di sekitarnya.

Analogi teknologi seismik bekerja (Sumber: Ilustrasi pribadi berdasarkan Silviana Hendri, 2013)
Analogi teknologi seismik bekerja (Sumber: Ilustrasi pribadi berdasarkan Silviana Hendri, 2013)

Namun, teknologi seismik tidak hanya berhenti pada identifikasi struktur bawah permukaan. Ketika gelombang seismik mencapai lapisan yang mengandung fluida seperti air, minyak, atau gas, pola pantulannya menunjukkan karakteristik yang berbeda. Hal ini terjadi karena setiap material memiliki impedansi akustik yang unik. Pendekatan ini bernama Amplitude Versus Offset (AVO), di mana amplitudo gelombang yang dipantulkan dari sudut-sudut berbeda memberikan informasi lebih detail tentang kandungan fluida dalam lapisan batuan. Dengan cara ini, para ahli bisa membedakan lapisan yang mengandung minyak, gas atau lapisan yang hanya berisi air.

Untuk memudahkan pemahaman, bayangkan sebuah bola yang dipantulkan ke lantai dengan berbagai jenis material. Pantulan bola pada permukaan kayu, kaca, atau besi akan menghasilkan pola yang berbeda. Hal serupa berlaku untuk gelombang seismik, misalnya, lapisan yang mengandung minyak akan menunjukkan pola pantulan yang berbeda dibandingkan lapisan yang hanya berisi air. Hal ini yang memungkinkan para ahli untuk mengidentifikasi komposisi lapisan bawah permukaan.

Teknologi Seismik dalam Eksplorasi Minyak dan Gas

Teknologi seismik menjadi langkah awal yang penting dalam eksplorasi minyak dan gas. Tanpa peta bawah tanah yang akurat, pengeboran menjadi kegiatan yang sangat berisiko. Kesalahan dalam menentukan lokasi pengeboran dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar dan dampak lingkungan yang signifikan. Oleh karena itu, seismik membantu industri minyak dan gas untuk memanfaatkan sumber daya secara lebih bijaksana.

Dengan data seismik, para ahli dapat menentukan lokasi pengeboran yang paling potensial, sehingga eksplorasi menjadi lebih terarah, efisien, dan berkelanjutan. Tidak hanya itu, teknologi ini juga membantu meminimalkan dampak lingkungan, karena memungkinkan pengeboran dilakukan secara presisi hanya pada lokasi yang benar-benar memiliki cadangan energi.

Teknologi Seismik dan Pengelolaan Karbon

Peran teknologi seismik tidak hanya terbatas pada eksplorasi minyak dan gas. Setelah cadangan ditemukan dan produksi dimulai, tantangan baru muncul, yaitu penanganan karbon dioksida (CO) yang dihasilkan. Proses produksi minyak dan gas seringkali menghasilkan emisi CO, yang jika dilepaskan ke atmosfer, dapat berkontribusi pada perubahan iklim.

Salah satu solusi inovatif untuk mengatasi hal ini adalah Carbon Capture and Storage (CCS) serta Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). CCS melibatkan penangkapan CO dari proses industri dan penyimpanannya kembali ke dalam reservoir bawah permukaan. Dalam hal ini, teknologi seismik berperan penting dalam mengidentifikasi lokasi penyimpanan yang aman, sehingga risiko kebocoran dapat diminimalkan. Teknologi seismik juga digunakan untuk memantau pergerakan CO dalam reservoir.

Menariknya, CO yang telah ditangkap tidak hanya disimpan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi minyak. Salah satu penerapan utamanya adalah dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR), di mana CO yang disuntikkan kembali ke dalam reservoir digunakan untuk meningkatkan tekanan dan memaksimalkan produksi minyak. Teknik ini tidak hanya membantu dalam pemulihan minyak yang lebih efisien, tetapi juga berfungsi sebagai langkah penting dalam pengelolaan emisi karbon. Inilah yang dinamakan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), yang menggabungkan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan CO untuk menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan bagi industri energi.

Menurut International Energy Agency (IEA), teknologi penangkapan karbon memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon global hingga 17% pada tahun 2050. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun industri minyak dan gas sering dianggap sebagai penyebab utama polusi, inovasi teknologi dapat mengubahnya menjadi bagian dari solusi dalam transisi menuju energi bersih.

Menuju Masa Depan Energi yang Berkelanjutan

Teknologi seismik memegang peranan penting dalam menjembatani kebutuhan energi dan keberlanjutan lingkungan. Dengan kemampuan untuk memetakan cadangan energi dengan lebih presisi, seismik membantu memastikan bahwa sumber daya bumi digunakan secara bijaksana.

Lebih dari itu, teknologi ini membuka jalan bagi inovasi dalam pengelolaan karbon, seperti CCUS, yang tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga mendukung produksi energi yang lebih efisien. Dengan kombinasi teknologi modern dan komitmen industri terhadap keberlanjutan, langkah menuju masa depan energi yang lebih bersih menjadi semakin nyata.

Pada akhirnya, teknologi seismik bukan hanya alat untuk menemukan minyak dan gas. Teknologi ini adalah jembatan yang menghubungkan eksplorasi sumber daya dengan tanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan inovasi ini, kita dapat memastikan bahwa eksplorasi energi tidak hanya tentang mengambil kekayaan bumi tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.

Melalui pemahaman yang lebih baik, pengelolaan yang bijaksana, dan inovasi teknologi, industri minyak dan gas dapat berkontribusi dalam perjalanan menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

 

Referensi

  • Alessandro, R. (2023). Karakterisasi Reservoir Pada Lapangan X Menggunakan Metode Inversi Acoustic Impedance (AI) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS UNJA).
  • Dhiahaqi, T. F. (2024). Studi Literatur Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).
  • DrillingFormulas.Com & By DrillingFormulas.Com. (2016, January 17). Basic Understanding about 3D Seismic for Petroleum Exploration. Drilling Formulas and Drilling Calculations. https://www.drillingformulas.com/basic-understanding-about-3d-seismic-for-petroleum-exploration/
  • Inspiro. CCS/CCUS: The oil and gas industry's key to reducing carbon emissions | Indonesian Petroleum Association. https://www.ipa.or.id/id/news/ipa-news/ccsccus-the-oil-and-gas-industrys-key-to-reducing-carbon-emissions
  • Prasetyo, A. (2021). Karakterisasi Reservoir Berdasarkan Analisa Avo (Amplitude Versus Offset) Dan LMR (Lambda-Mu-Rho) Di Lapangan Ap7 Formasi Keutapang Cekungan Sumatra Utara. JTK (Jurnal Teknik Kebumian), 6(02), 48-60.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun