Mohon tunggu...
Zefanya Pilar Tiarso
Zefanya Pilar Tiarso Mohon Tunggu... Lainnya - .

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Jurnalisme Warga: Bagaikan Pisau Bermata Dua

25 Oktober 2021   18:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   18:10 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jurnalisme Multimedia. Sumber gambar: Elmhurst.edu

Jurnalisme warga memiliki banyak keunggulan yang dapat menguntungkan, namun apabila tidak digunakan dengan baik, jurnalisme warga justru dapat memberikan kerugian.

Di era digital sekarang ini, siapa yang tidak mengenal istilah jurnalisme warga? Jurnalisme warga atau citizen journalism merupakan sebuah karya jurnalisme yang diproduksi, distribusi, dan konsumsi oleh masyarakat biasa.

Tidak seperti jurnalisme pada umumnya yang melalui berbagai liputan profesional, proses produksi, editing, dan segala macamnya yang memakan banyak waktu, jurnalisme warga jauh lebih sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja.

Meskipun, peran dan fungsi jurnalisme warga sebenarnya sama seperti peran dan fungsi jurnalistik pada umumnya, yaitu sebagai sumber informasi, kontrol sosial, hiburan, hingga agen perubahan.

Wimar Witoelar mengungkapkan bahwa esensi jurnalisme warga adalah semua orang bisa bicara.

Terlebih lagi, di negara demokrasi dan di zaman yang serba keterbukaan ini, maka jurnalisme warga menjadi sangat bermanfaat untuk memberikan informasi-informasi dari berbagai sudut pandang.

Istilah jurnalisme warga ini mengacu pada peran aktif masyarakat dalam proses untuk mengumpulkan, menulis, meliput, dan menyebarkan suatu informasi.

Saat ini, jurnalisme warga bisa dengan mudah dilakukan oleh siapapun, yaitu hanya tinggal mengirimkannya kepada media massa seperti koran maupun media daring, tentunya menyesuaikan tema dari tulisan dengan medianya.

Terdapat banyak media yang menerima tulisan jurnalisme warga seperti Terminal Mojok, Kompasiana, IDN Times, dan banyak lainnya. Setiap orang juga bisa mengunggah tulisannya di blog pribadi, atau biasa disebut sebagai blogger.

Dalam media-media yang menerima jurnalisme warga ini terdapat beberapa perbedaan tergantung dari ketentuan medianya. Misal, Terminal Mojok yang akan menyadur terlebih dahulu tulisan yang masuk, berbeda dengan Kompasiana yang penulisnya bebas menulis dan akan langsung terbit.

Selain itu, beberapa media juga memberikan uang dengan nominal berbeda-beda tergantung dengan tulisan yang berhasil di-publish sehingga penulis bisa merasa diapresiasi terhadap usahanya dalam memberikan informasi melalui jurnalisme warga.

Jurnalisme Multimedia

Ilustrasi Jurnalisme Multimedia. Sumber gambar: Elmhurst.edu
Ilustrasi Jurnalisme Multimedia. Sumber gambar: Elmhurst.edu

Sebelum membahas lebih jauh mengenai jurnalisme warga, alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu mengenai jurnalisme multimedia agar lebih mudah dalam memahami jurnalisme warga.

Secara sederhana, jurnalisme multimedia dapat dipahami sebagai jurnalisme yang menggunakan banyak media seperti teks, foto, audio, gambar, video, dan lain sebagainya.

Jurnalisme bisa dikategorikan sebagai jurnalisme multimedia apabila menggunakan minimal tiga media tersebut, apabila hanya dua atau bahkan satu media saja yang digunakan, maka jurnalisme tersebut belum bisa dikategorikan sebagai jurnalisme multimedia.

Contoh dari jurnalisme multimedia ini dapat dilihat di berbagai portal berita, baik itu di Indonesia maupun luar negeri. Dengan berbagai media yang ada saat ini, sangat mudah untuk menemukan dan mengidentifikasi suatu produk jurnalisme sebagai jurnalisme multimedia.

Visual Interaktif Kompas menjadi bentuk jurnalisme multimedia yang dikemas dengan baik karena memiliki berbagai media yang disatukan sehingga membuat pembaca tertarik serta lebih mudah memahami informasi yang ingin disampaikan.

Salah satu konten Visual Interaktif Kompas yang juga merupakan bagian dari jurnalisme multimedia. Sumber gambar: Kompas.com
Salah satu konten Visual Interaktif Kompas yang juga merupakan bagian dari jurnalisme multimedia. Sumber gambar: Kompas.com

Mengenal Jurnalisme Warga

Seperti yang sudah dipaparkan dalam poin sebelumnya, jurnalisme warga merupakan suatu karya jurnalisme yang bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak harus seorang jurnalis profesional.

Dulu, liputan berita biasanya dilakukan oleh wartawan atau reporter profesional dari suatu media massa, namun sekarang, siapa saja dapat memberikan informasinya melalui berbagai media yang ada.

Dalam hal ini, jurnalisme warga lebih mengutamakan kecepatan informasi dibanding ketepatan informasi, maka dari itu jurnalisme warga perlu dikonfirmasi lagi agar informasi yang didapat bukan hoaks atau berita bohong.

Jurnalisme warga tidak bertujuan untuk menggantikan media konvensional, tetapi justru dapat memberikan tambahan informasi kepada masyarakat.

Yenti mengungkapkan bahwa jurnalisme warga seringkali dimanfaatkan perusahaan media massa sebagai salah satu sumber berita, selain dari wartawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Hal ini menjadi simbiosis mutualisme karena dapat menguntungkan kedua pihak.

Terdapat beberapa prinsip dasar jurnalisme warga yaitu:

  • Reporternya adalah seseorang yang memiliki informasi tertentu akan suatu hal
  • Siapa pun dapat memberikan pendapat atau opininya terhadap berita yang diterbitkan oleh penulis
  • Jurnalisme warga biasanya tidak beriorentasi pada keuntungan
  • Didominasi oleh media-media daring
  • Cukup banyak jurnalisme warga yang memiliki komunitas tersendiri untuk mendiskusikan suatu hal yang terjadi di lingkungannya
  • Tidak ada persaingan antar penulis karena jurnalisme-nya dilakukan secara bebas
  • Tidak membedakan penulis yang profesional atau pun amatir
  • Beberapa media memberikan seleksi terhadap produk jurnalisme yang ada tapi biasanya tidak se-ketat jurnalisme profesional
  • Terdapat jurnalisme warga yang dikelola secara profesional, namun ada juga yang dikelola secara amatir
  • Pembaca dapat berinteraksi secara langsung dengan penulisnya

Kelebihan Jurnalisme Warga

Jurnalisme warga memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpendapat. Sumber gambar: The Jakarta Post
Jurnalisme warga memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpendapat. Sumber gambar: The Jakarta Post

Jurnalisme warga hadir dan menjadi bagian dari jurnalisme multimedia tentunya membawa beragam manfaat yang menguntungkan bagi kehidupan sosial masyarakat, di antaranya:

  1. Murah, cepat, dan mudah diakses. Karena jurnalisme warga bisa dilakukan oleh semua orang, maka informasi yang diberikan juga bisa dengan cepat menyebar, selain itu karena tidak harus pergi ke suatu tempat untuk melakukan liputan khusus maka jurnalisme warga ini bisa dibilang murah serta mudah diakses.
  2. Munculnya sudut pandang baru. Semua orang bisa menulis berita, maka dari itu, berita yang dihasilkan bisa beragam sesuai dengan opini dan sudut pandang setiap orang.
  3. Self Regulatory, artinya bahwa berita yang ditulis itu bebas dan tidak terikat pada suatu peraturan atau instansi tertentu.
  4. Memberikan masyarakat ruang untuk berpendapat, karena siapa saja dapat memberikan informasi maka masyarakat bisa memiliki ruang untuk mengemukakan pendapatnya di muka publik.

Kekurangan Jurnalisme Warga

Hoaks atau berita bohong menjadi salah satu ancaman dari adanya jurnalisme warga. Sumber gambar: Cyberthreat.id
Hoaks atau berita bohong menjadi salah satu ancaman dari adanya jurnalisme warga. Sumber gambar: Cyberthreat.id
Meskipun memiliki banyak keuntungan, namun jurnalisme warga bagai pisau bermata karena juga memiliki beberapa kerugian yang justru bisa memberikan kerugian apabila tidak digunakan dengan bijak, beberapa kekurangan jurnalisme warga yaitu:
  1. Munculnya berita bohong atau hoaks, karena minimnya seleksi terhadap suatu berita yang dipublikasikan serta mengutamakan kecepatan daripada ketepatan, maka jurnalisme warga rawan menghasilkan berita bohong atau hoaks.
  2. Kelemahan profesionalitas. Masyarakat dapat menulis berita dengan bebas, hal ini dapat menimbulkan subjektifitas sehingga isi berita tidak berkualitas, dan penulisannya yang kurang profesional.
  3. Ketakutan berpendapat. Meskipun semua orang bisa menulis apapun yang mereka mau, tapi perbedaan pendapat dan takut untuk dihujat atau menuai kontroversi membuat penulis mengurungkan niatnya untuk menerbitkan tulisannya.

Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jurnalisme warga merupakan jurnalisme yang banyak menguntungkan berbagai pihak, dari mulai perusahaan media sampai masyarakat.

Namun, segala informasi yang diproduksi dari jurnalisme warga haruslah diseleksi dengan baik, penerima informasi juga harus paham akan produk jurnalisme yang dihasilkan sehingga tidak terpapar informasi yang keliru.

Maka dari itu, semua golongan masyarakat harus sama-sama berperan aktif agar jurnalisme warga yang dihasilkan tetap berkualitas dan tidak berisi berita bohong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun