Mohon tunggu...
Melati
Melati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Tak Perlu Malu Meniru

28 Desember 2017   17:29 Diperbarui: 28 Desember 2017   18:18 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://harapansatria.blogspot.co.id/2012/01/energi-imajinasi.html

Hari ini aku sedang ingin nakal,tapi bukan nakal yang dangkal.

Apa akal?

Begini,hari ini aku ingin jadi seorang peniru.

Oh, begitu?

Ya, karena sebelumnya aku adalah seorang yang banal,

Tak perlu heran, jika kini aku ingin mengimitasi kata seorang yang ultra-fasih.

Tapi, usahlah kau menera karyaku sebagai laku plagiat.

Hanya hal ihwal seorang insan yang tengah berhasrat giat.

Sekejap kala kita tak mampu membingkai waktu

didera kepenatan memandang jiwa-jiwa animal spirit 

kini aku ingin tak ada batas bagi gelombang pikiran

selama masih dalam tatanan mulia

menggubris banyak informasi

namun apa selanjutnya?

Memilin pertalian ilusiku sendiri

antara satu keterbatasan melawan ketakberhinggaan.

Aku jadi pintar karena aku rajin meniru

aku berbicara seperti itu sebab sebelumnya aku mendengarkan yang seperti itu 

die Sprache spricht 

kekuasaan bahasa didalam merajai sesuatunya.

Atas nama permufakatan ego-ku

kemurkaan yang melemah

keelokan yang diungkap 

keindahan hidup yang menyentuh hati

aku mendamba seorang tauladan

representasi dunia

melonggarkan inskripsi yang immutable(tak bisa diubah) dan immobile (tak bergerak)

mereduksi polusi nan nista

menyingkirkan suara nurani tak murni.

Katakan, hidup ini adalah samudera pencarian diri

maka kemutlakan mana yang lebih mengungguli: kepastian atau ketidakpastian?

Sekian.

Sejenak, aku pun merasa baru saja memerankan seekor beo.

Kini lidah burung Jacob telah terkelupas,

tinggallah lidah asliku yang kelu kelelahan.

Catatan: 

banal = biasa-biasa saja; ordinary

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun