Masyarakat India telah amat memahami masalah klasik nan vital ini. Dalam salah satu kitab 'Purana' ada bagian bahasan, yang telah mengatur letak lokasi BAB ini, yakni dengan cara: satu orang dewasa dipersilakan memanah dari batas pintu terdepan rumahnya. Nah, di tempat jatuhnya anak panah tersebut akan ditetapkan sebagai benchmark / standardisasi lokasi terdekat (jarak ter-minimum) dari tempat jongkok, eh.. maksudnya tempat melaksanakan hajat besar anggota keluarga dari rumah tersebut.
Demikianlah. Maka tak terelakkan, urgensi masalah physical taboo tersebut. Sudah waktunya untuk  melaksanakan aksi dalam skala global.Â
Buktinya, terbentuk atensi dunia yang mewadahi permasalahan ini dengan program-program, seperti 'Open Defecation Free'. Melalui wadah-wadah institusi global, pihak swasta dipersilakan masuk berpartispasi, jika mereka memang memiliki konsep pengembangan atau pembangunan WC yang murah dan mudah untuk dibangun.
[NH}
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H