Bahkan kau tak pernah sadari menduduki hatiku
apatah aku yang memiliki ceruk berliku
engkau tak pernah mau mengaku
apalagi aku.
Kemudian benih tumbuh tanpa menyeru
walau lembaga bijinya menyaru
itu karena malu
begitu katamu.
Cinta yang tanpa malu
malu yang tanpa cinta
penyebab belah jalan terpisah
tanpa perlu airmata membasah.
Dakwaanmu bahwa aku tak pernah beranjak dewasa
menghapus alibi cinta kanak-kanak tanpa dosa
kuharap engkau mampu memahami
sebelum hatiku tenggelam tanpa sempat kau selami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!