Mohon tunggu...
Muhammad Yanuar Firdaus
Muhammad Yanuar Firdaus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just a thought, My thought

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zona Nyaman Agus

30 Desember 2016   10:34 Diperbarui: 30 Desember 2016   10:46 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pun tahu akan sangat sulit keluar dari zona nyaman. Anda pasti juga merasakannya, dalam konteks apa pun 'zona nyaman' itu.

Pekerjaan yang tenang, meski mungkin dengan tantangan yang sudah tak terasa lagi, atau mungkin sudah puas dengan bekal pengalaman yang itu-itu saja, meski masih banyak ruang dan waktu untuk jauh mengembangkan diri.

Dan zona nyaman itu juga berlaku untuk mas Agus Harimurti Yudhoyono. Meski terhitung baru di dunia yang bukan dunia yang biasa digelutinya (setahu saya sih demikian), Agus terkesan nyaman berada di wilayahnya.

Berkampanye dengan berkeliling menyapa warga, bersalaman dan mendengarkan aspirasi orang di sekelilingnya, membalas sapaan dengan menunjukkan gaya khas dirinya, pokoknya AHY banget deh.

Di sinilah letak zona nyaman AHY di dunia barunya, setidaknya dari sudut pandang saya. Selama beberapa bulan terakhir, AHY masih menikmati rutinitas ini, dan merasa belum perlu keluar dari zonanya itu.

"Saya ingin bersama rakyat," dalihnya kala itu.

Rakyat di sini, saya pribadi melihatnya sebagai, komunitas pendukung yang ada di sekelilingnya. Namanya pendukung, yang didukung akan dielu-elukan, merasa disokong dari belakang, minim kritik dan pertanyaan kritis.

AHY juga pun bisa dengan leluasa menyampaikan visi dan misinya mengenai DKI Jakarta di eranya mendatang jika memang menjadi gubernur terpilih. Leluasa karena yang terjadi hanya komunikasi satu arah. Ini termasuk zona nyaman Agus.

Dijamin deh, warga pendukung AHY akan mendukung penuh dirinya kala pemilihan nanti. Hanya saja, apakah AHY sudah sepantasnya puas dengan hanya pendukung yang dimilikinya saat ini?

Memang, dari sejumlah artikel yang ada, elektabilitas AHY mengalahkan dua rivalnya, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaya Purnama. Charta Politika, Median, dua rilis survei LSI pimpinan Denny JA, dan terakhir survei dari Litbang Kompas, menempatkan Agus di urutan pertama dengan elektabilitas yang lebih baik dibanding dua pesaingnya itu, sementara LSI pimpinan Kusrido Ambardi, mengunggulkan Basuki alias Ahok. Tapi, betulkah AHY sudah puas dengan hasil survei yang tak sedikit dipertanyakan keberpihakannya itu?

Seharusnya (ah harapan), AHY tak boleh puas dengan kondisi saat ini. Jika dia merasa tertantang, memiliki sifat sportif dan kompetitif, benar-benar ingin mewujudkan DKI yang lebih baik menurut versinya, keluar dari 'zona nyaman'-nya adalah hal yang seharusnya dilakukan.

Mencuri dukungan dari kubu Anies dan Basuki adalah salah satunya. Caranya? Berani menunjukkan dan memamerkan visi dan misinya secara gamblang dan jelas. Caranya? Berhadapan langsung dengan kompetitornya. Caranya? Berani beradu visi dan misi tentu saja dalam suatu event terbuka, kala pendukung Anies, Basuki, Agus dan publik netral, bisa mendengarkan, membandingkan dan mempertimbangkan dengan akal sehat apa yang ditaawarkan.

Keluar dari zona nyaman tersebut tentunya bukan hal yang mudah. Karena alasan itu juga Anda semua tak juga mau keluar dari zona nyaman tersebut, bukan begitu? Jadi jangan langsung menuding Agus sebagai pengecut karena tak juga keluar dari 'zona nyaman'-nya dan memilih menghindari konfrontasi langsung dengan rivalnya. 'Zona nyaman' itu memang sangatlah nyaman, empuk dan aman.

Jadi, jikapun harus keluar dari zona nyaman itu, dibutuhkan kebulatan tekad, persiapan sttrategi yang tepat, kesiapan untuk babak belur, aatau bahkan berdarah-darah, bahkan kemungkinan untuk melepas semua kenyamanan yang dimiliki. Berat bukan?

Jadi, Anda, pemilih pintar DKI Jakarta, mohon dimengerti hal ini. Untuk sementara, bersabarlah untuk bisa mengerti, memahami dan mengetahui apa yang akan direncanakan Agus ke depannya, karena anak pak Susilo Bambang Yudhoyono ini masih berada di zona nyaman, mempersiapkan strategi yang tepat untuk keluar dan menghadapi langsung rivalnya. Mohon bersabar.

Dan bila kesabaran Anda sudah habis, sementara rencana Agus ke depan tak juga terungkap, sementara yang bersangkutan terus berada di zona nyamannya, ya sudah, ga usah dipilih. Gampang kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun