Sekilas setelah anda membaca judul saya mungkin anda akan berpikiran saya juga akan menghujat bpjs dengan berbagai macam kekurangannya, anda salah teman-teman saya akan mengungkapkan kehebatan bpjs dan bagaimana bersyukurnya saya sekarang ada bpjs sehingga lebih banyak rakyat yang akan tertolong, biarlah politisi menunggangi karena pekerjaan mereka adalah penunggang kesempatan kami sebagai petugas medis akan melayani anda dengan penuh senyum apalagi anda sudah memegang kartu bpjs aktif.
Okelah saya mulai sebagai salah satu pengampu pelayanan medis, pasien-pasien kami semakin banyak yang menggunakan layanan bpjs akibatnya poliklinik, igd, bangsal dan ruang operasi selalu penuh terisi pasien, yang terbayang dari keramaian itu adalah pundi-pundi keuangan rumah sakit, kesejahteraan pegawai, penambahan pegawai akan meningkat, selain itu apabila dibarengi dengan ikhlas dan ketaqwaan akan menghasilkan nilai ibadah didepan Allah sebagai modal tambahan kita ketika menghadapnya.
Segala macam peningkatan tersebut akan terjadi apabila sdm klaim, pengetahuan dokter tentang icd 10 dan icd 9 dirumah sakit mumpuni, beserta adanya keterbukaan dari bpjs tentang klaim yang akan didapatkan. Semisal klaim tentang prosedur patah tulang kaki dengan diabetes ato cedera kepala sesuai dengan pmk no 59 thn 2014 pada rumah sakit tipe c pada pasien kelas 3 sekitar 11,5 juta dan pada tipe b 24 juta.
Tapi apabila prosedurnya tidak ditulis dan tidak diklaim hanya menyebutkan diagnosisnya maka yang akan terklaim pada tipe c 1,5 juta dan tipe b 2,0 juta, kemungkinan banyaknya keluhan dari penyedia layanan kesehatan yang sering mengeluh adalah tidak kompetennya pihak divisi klaim yang seharusnya bekerjasama dengan dokternya bahu-membahu menuliskan secara lengkap apa yang dialami oleh pasien sehingga klaim dapat optimal.
Pihak-pihak yang sudah mapan biasanya anti perubahan ketika terjadi perubahan system maka akan teriak-teriak seakan-akan dunia akan kiamat, tapi jumlah para teriaker ini sedikit, lebih banyak yang mau menyesuaikan dengan perkembangan terkini. Dalam konteks bpjs Kenapa Cuma sedikit yg mengeluh di sosmed ataupun di Koran pembaca karena divisi klaim yg terlatih semakin banyak dan kemungkinan yg mengeluh adalah rumah sakit-rumah sakit yang tidak mengupgrade kemampuan klaimnya, atau rumah sakit yang bermental priyayi. Wkwk
Untuk pelayanan pasien yg gawat tapi mereka tidak mempunyai bpjs atau malah tidak punya ktp biasanya di rumah sakit-rumah sakit yg besar hal ini akan dilayani oleh petugas social rumah sakit, akan dibantu kebutuhannya.
Dari sisi pasien untuk mendapatkan kartu bpjs ini tergolong sulit tidak seperti kami mendaftar axa mandiri, prudential yang hanya diperlukan ktp kepala keluarga dan semuanya akan diurus oleh marketing ato sales asuransi tersebut bahkan kalau kami ga sempat mengurus mereka akan telpon-telpon dan menanyakan kapan akami akan mendaftar. Untuk mendapatkan bpjs harus melengkapi administrasi kependudukan seperti kk dan ktp dan pengurusannya insyaallah akan susah karena tidaka seperti asuransi swasta bpjs sangat dibutuhkan bagaimana tidak lha bayar 200 ribu perbulan sudah all in semua penyakit ditanggung, kalau asuransi swasta seperti axa mandiri bayar 500 ribu perbulan dapetnya klaim untuk rawat inap 200 ribu perhari. Ah sudahlah tidak bisa dibandingkan.
Jadi anda mau mana pelayanan yg ramah didepan tapi kelimpungan kalau menderita musibah atau penyakit atau mau bersusah-susah sehingga anda ga perlu memikirkan factor biaya jika ada musibah yang menghampiri.
Dibandingkan mengurus hal-hal yang lain yang saya rasakan sangat sulit adalah mengurus administrasi kependudukan karena hidup saya yang berpindah-pindah dan waktu mengurus yang ga ada, bisa anda bayangkan mengurus surat pindah bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun bagi saya. Enakan nembak ktp. Tapi ktp tembak ga akan bisa bwt ngurus bpjs.
Bpjs mungkin memang tidak dapat menyenangkan semua orang tapi manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan bila ia tiada.
Sidomulyo, gading cempaka 4 januari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H