Pemilihan Umum merupakan sarana demokrasi guna mewujudkan sistem pemerintahan negara yang berkedaulatan rakyat. Pemerintah negara yang dibentuk melalui Pemilihan Umum itu adalah yang berasal dari rakyat, dijalankan sesuai dengan kehendak rakyat dan diabdikan untuk kesejahteraan rakyat.Pemilihan Umum yang demokratis merupakan sarana untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan untuk mencapai tujuan negara. Oleh karena itu Pemilihan Umum tidak boleh menyebabkan rusaknya sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Peran pemilu tidak hanya orang dewasa atau orang tua saja, akan tetapi para pemuda atau biasa disebut pemilu pemuda dan pemilu pemula juga bisa mensukseskan pemilu.
Peran pelajar sebagai pemilih pemula juga menjadi penting untuk memajukan Indonesia kedepannya. Akan tetapi generasi Z sering dipandang rendah oleh generasi generasi yg lebih tua, terutama dalam menyikapi isu-isu politik, karena di anggap kurang berpengalaman atau "sok tahu", ada juga yang menganggap politik bukan bagian dari mereka dan juga politik itu identik dengan hal yang kotor dan meraka juga masih belum mengerti atau bingung dengan visi misi capres wacapres.Hal ini membuat para pemuda bingung dalam memilih dan kurang berantusias sehingga remaja memilih sebagai golput, dan bersikap pasif dalam politik meskipun mereka hidup di lingkungan politik yg lebih liberal. Survei dilakukan UMN consulting menemukan 48,25% gen Z menggunakan hak pilih mereka pada pemilu 2019 sementara 4,86% memutuskan untuk golput dan 46,88% belum memiliki hak pilih pada tahun tersebut.
Berbeda dengan generasi lebih awal dibanding Gen Z yang cenderung lebih berpikir praktis dalam menentukan pilihan capres. Mereka lebih fokus pada program-program kerja dan gagasan dari masing capres. "Mereka adalah tipikal yang tidak ingin jargon-jargon konvensional, bersih, berantas korupsi sejahterakan rakyat bahkan generasi milenial adalah generasi yang sudah jenuh dengan pendekatan marketing politik.
Pengamat politik dari BRIN,Aisyah putri Budiarti mengatakan generasi muda rata-rata merupakan swing protes yg ingin bebas menentukan pilihan serta menyatakan pendapatnya sendiri.Â
Apa sih masalah- masalah yang sebenarnya dihadapi pemuda?
Menurut peneliti politik dari BRIN, ada sejumlah masalah yang dihadapi generasi muda di Indonesia antara lainterkait pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan. Dari segi lapangan pekerjaan, pada Agustus 2022, angka pengangguran kelompok usia muda (15-24 tahun) menjadi yang tertinggi, yaitu mencapai 20,63% dari total pengangguran Indonesia, bahkan, 17,6 juta pemuda berstatus tidak bekerja, tidak bersekolah, atau menerima pelatihan.Jadi masih terkesan generalis, dan belum spesifik masalah-masalah yang dihadapi pemuda di luar sekadar jargon politik. Sehingga, pemilih pun bingung ketika memilih calon berdasarkan program kerja yg mereka tawarkan.
Ada beberapa trik yang bisa dilakukan generasi Z yang bingung dalam menyukseskan pemilu 2024 mendatang menjadi demokrasi yang sehat.
1. Persiapan diri dan cek DPT
Hal yang pertama perlu dipersiapkan para pemuda cerdas adalah cek data diri pada daftar pemilih tetap atau DPT sesuai dengan daerah pemilihan.
2. Cek riwayat hidup calon pemimpin
Riwayat hidup dari cara pemimpin dapat dijadikan patokan dalam melihat cara memimpin, prestasi maupun kebijakan yang telah dilakukan sebelumnya
3. Identifikasi visi-misi calon pemimpin
Hal yang tidak kalah penting dalam menentukan pilihan terhadap calon pemimpin adalah melihat visi misi yang mereka bawakan. sebagai generasi muda harus memahami betul pandangan yang akan dibawa oleh calon pemimpin dan akan diterapkan ketika terpilih nantinya.
4. Meminimalisir kecurangan pemilu
Perlu juga untuk cerdas dalam menyikapi situasi dan pengawal penuh jalannya pemilu 2024. Pengawalan yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan gerakan serta tindakan yang dapat meminimalisir kecurangan pemilu seperti pelanggaran kampanye, penyalahgunaan data, ataupun kecurangan lainnya.
Jadi harapan dalam pemilu 2024 mendatang, politisi tidak hanya memandang kaum muda terutama pemilu pemula sebagai kelompok pemilih jangka pendek, melainkan sebagai komunitas yang harus diprioritaskan dalam merencanakan masa depan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H