Mohon tunggu...
Pijar88 Hd
Pijar88 Hd Mohon Tunggu... lainnya -

tinggal di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Cinta

7 Januari 2015   03:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:40 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukan jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharap balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya. Tapi jikapun tidak, berbahagialah karena cinta dapat tumbuh di hatimu. Peliharalah cinta seperti kuku dengan jari tangannya.

Tangisan bukanlah pengobat cinta karena ia tidaklah mengerti perjalanan hati nuranimu.

Tak perlu menyesali sebuah percintaan, janganlah kau sesali arti sebuah keputusan. Cinta bisa datang tiba-tiba, kemudian pergi begitu saja. Jangan sekali-kali mengucap selamat tinggal jika kau masih mencoba, jangan sekali-kali menyerah jika kau masih merasa sanggup.

Jangan sekali-kali kau bicara tidak mencinta jika kau masih tak dapat melupakannya.

Jangan kau dipermainkan cinta. Semua akan kembali padamu.

Cinta bukan mengajarkan lemah, tapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita menghinakan diri, tapi cinta membuatmu selalu ceria. Bukan melemahkan semangat, justru melipatgandakan semangatmu. Betapa berartinya cinta.

Siapapun mahir menghayati cinta, tapi tak seorangpun bisa menilai cintai karena cinta tak kasat mata. Cinta hanya dapat dirasakan oleh hati dan perasaanmu saja.

Cinta berawal dari mata. Sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jika kamu mau berhenti menyukai seseorang, cukuplah dengan menutup telinga. Tapi jika kau coba menutup mata dari orang yang kau cinta, maka cinta itu dapat berubah menjadi tetesan air mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun