Mohon tunggu...
Piggi Cahya Muhamad
Piggi Cahya Muhamad Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketing

Peace, Equal, Love, Empathy, Respect

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebab Orang Tua Zaman Dulu Banyak Anak

24 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2023   07:02 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Big Family | Sumber Gambar : Dreamstime

Ada banyak hal yang membuat kita penasaran tentang zaman dahulu, termasuk kenapa orang tua zaman dulu punya banyak anak. Kita sering mendengar cerita dari nenek atau kakek kita tentang keluarga besar dengan banyak saudara. Nah, mari kita lihat beberapa faktor yang bisa menjelaskan fenomena ini.

1. Kehidupan di Pedesaan yang Kuat

Di zaman dulu, mayoritas orang hidup di pedesaan. Masyarakat pedesaan cenderung hidup dalam lingkungan yang lebih terisolasi, jauh dari pusat perkotaan yang modern. Kondisi ini memengaruhi persepsi mereka tentang keluarga dan kehidupan. Mereka mengandalkan pertanian sebagai sumber penghidupan utama, dan jumlah anak yang banyak dianggap sebagai aset yang berharga dalam membantu pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan di ladang. Lebih banyak anak berarti lebih banyak tenaga kerja untuk membantu keluarga.

Selain itu, di desa-desa, pendidikan dan pengetahuan tentang kontrasepsi mungkin tidak tersedia atau sulit diakses. Hal ini membuat orang tua sulit untuk mengendalikan jumlah anak yang mereka miliki. Budaya dan agama juga memainkan peran penting dalam menentukan pandangan tentang keluarga dan keberuntungan. Masyarakat yang konservatif cenderung menganjurkan keluarga besar sebagai simbol keberhasilan dan kelimpahan rezeki.

Zaman telah berubah sejak itu, dan kita harus menghormati pilihan hidup setiap individu. Meskipun keluarga besar mungkin tidak lagi menjadi norma, masih ada orang tua di zaman sekarang yang memilih memiliki banyak anak. Mereka mungkin memiliki alasan pribadi atau nilai-nilai yang berbeda dalam memandang kehidupan keluarga. Penting bagi kita untuk menghormati perbedaan ini dan tidak menghakimi pilihan hidup orang lain.

2. Kurangnya Pengetahuan tentang Kontrasepsi dan Kesehatan Reproduksi

Salah satu faktor lain yang bisa menjelaskan mengapa orang tua zaman dulu memiliki banyak anak adalah kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi dan kesehatan reproduksi. Di masa lalu, akses terhadap informasi dan pendidikan seksual yang baik sangat terbatas. Orang tua mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang metode kontrasepsi yang efektif atau bahkan tidak menyadari adanya opsi tersebut.

Selain itu, stigma sosial dan budaya yang berkaitan dengan seksualitas juga dapat mempengaruhi keputusan orang tua untuk menggunakan kontrasepsi. Beberapa masyarakat masih memiliki pandangan negatif terhadap kontrasepsi dan percaya bahwa memiliki banyak anak adalah tugas dan tanggung jawab yang harus diemban.

Pendidikan seksual yang komprehensif dan akses yang mudah terhadap kontrasepsi yang aman dan terjangkau adalah penting dalam memberikan pengetahuan dan kebebasan kepada individu untuk membuat keputusan tentang kehidupan reproduksi mereka. Pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk memberikan pendidikan seksual yang komprehensif kepada masyarakat, termasuk informasi tentang kontrasepsi dan kesehatan reproduksi. Dengan pengetahuan yang memadai, individu dapat membuat keputusan yang bijak tentang keluarga mereka sendiri.

3. Perlindungan Sosial yang Terbatas

Di zaman dulu, perlindungan sosial dan jaminan sosial seperti tunjangan keluarga atau program kesejahteraan yang ada saat ini belum tersedia atau belum begitu terorganisir dengan baik. Dalam situasi seperti itu, memiliki banyak anak bisa menjadi jaminan bagi orang tua ketika mereka memasuki usia lanjut. Anak-anak dapat menjadi sumber dukungan ekonomi dan perawatan saat orang tua tidak lagi mampu bekerja atau mengurus diri sendiri.

Dalam konteks sosial dan ekonomi saat ini, program-program perlindungan sosial dan jaminan sosial yang kuat sangat penting untuk membantu keluarga dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dengan adanya perlindungan sosial yang memadai, individu dapat membuat keputusan yang lebih bebas tentang memiliki anak tanpa terbebani oleh kekhawatiran ekonomi atau kebutuhan jaminan sosial di masa depan.

Kesimpulan

Berdasarkan faktor-faktor di atas, kita bisa melihat mengapa orang tua zaman dulu memiliki banyak anak. Budaya, kondisi sosial-ekonomi, pengetahuan yang terbatas, dan faktor perlindungan sosial mempengaruhi keputusan mereka. Namun, saat ini, kita memiliki pengetahuan dan akses yang lebih baik terhadap informasi dan opsi yang memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih sadar tentang kehidupan reproduksi kita.

Penting bagi kita untuk memahami konteks historis dan sosial di balik pilihan hidup orang tua zaman dulu tanpa menghakimi atau menilai mereka. Masyarakat terus berubah, dan setiap individu memiliki hak untuk memilih jalannya sendiri. Dengan memahami sejarah dan konteks tersebut, kita dapat menghormati perbedaan dan mengambil keputusan yang bijak tentang kehidupan kita sendiri.

Referensi:

  • Smith, J. D., & Gurven, M. (2020). The origins of modern human fertility: implications for global demographic transitions. Philosophical Transactions of the Royal Society B, 375(1805), 20190418.
  • Kottegoda, S., Samuel, K., & Emmanuel, S. (2008). Reproductive health in the context of a developing country: a qualitative study in Sri Lanka. BMC Health Services Research, 8(1), 1-11.
  • Caldwell, J. C., & Caldwell, B. K. (2002). The cultural context of high fertility in sub-Saharan Africa. Population and Development Review, 28(2), 315-331.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun