”Nduk!!” kata bapakku memulai pembicaraan. ”Suara yang seringkali muncul dalam pikiranmu itu adalah suara hatimu sendiri, hati yang dulu selalu kamu isi dengan ketakwaan kepada Rabb-mu. Maka ketika kamu berbuat maksiat, ketika kamu berbuat yang tidak baik, hati kecilmu itu merasa kesakitan dan sebenarnya kamu menyadarinya tetapi terkalahkan oleh hawa nafsumu. Ketika itu juga hati sucimu menyuarakan kebaikanmu yang masih tersisa untuk menyadarkan dirimu dari kesesatan. Makanya, segeralah kamu bertaubat, istighfar, minta ampun kepada Tuhan. Mulailah hidupmu yang baru. ” Begitulah akhir nasehat dari bapakku yang benar-benar aku perhatikan.
Semenjak saat itu aku mulai rajin lagi beribadah dan menghormati orang lain, serta sedikit demi sedikit kebiasaan burukku mulai aku tinggalkan. Teman-temanku yang masih saja ingin mengajakku kembali, walaupun aku tidak mau, ingin sekali kubagikan pengalaman ini dengan mereka tetapi itu tidak mungkin. Mereka tidak akan percaya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H