Catatan:
Di awal tulisan ini ada beberapa pertanyaan yang saya katakan “tidak perlu dijawab, karena memang pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak untuk dijawab dengan kata-kata.” Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah jawaban dalam bentuk aksi nyata yang bukan sekedar permainan kata-kata. Ya, pertanyaan-pertenyaan di atas terjawab di Kelurahan Naikolan-Kota Kupang-Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam acara syukuran/perayaan Natal lintas agama, acara Halal Bihalal Maulid Nabi Muhammad, dan peringatan hari raya Galungan pada Kamis, 7 Januari 2016. Perayaan yang sangat menjunjung tinggi toleransi tersebut dihadiri oleh segenap umat/jemaat lintas agama di wilayah Kelurahan Naikolan.
Syukuran/perayaan yang berlangsung di Rumah Kebaktian Jemaat Gunung Sinai Naikolan ini diawali dengan kebaktian yang dipimpin oleh Pdt. Ch. S. V. Lada-Messakh, S.Si.Teol. (Ketua Majelis Jemaat Gunung Sinai Naikolan). Syukuran/perayaan dengan tema “Hidup Bersama Sebagai Keluarga ALLAH” ini mengahadirkan 4 (empat) pembicara/pengkhotbah/penceramah yang mewakili 4 agama di kelurahan Naikolan yakni Islam, Katholik, Hindu, dan Kristen Protestan. Renungan/khotbah di bawakan secara bergantian dalam satu tata ibadah yang berlangsung khusuk, hikmat dan penuh sukacita.
Syukuran/perayaan juga dimeriahkan dengan puji-pujian dan tarian penyembahan oleh Grup Qasidah Masjid Mujahidin Oepura, Paduan Suara VOICE OF CARMEL Gereja St. Joseph Naikoten, Vocal Group SELEMIA VOICE Jemaat Gunung Sinai Naikolan dan Tarian Bali persembahan Sanggar Giri Agung Kertabuana Kupang. Acara syukuran/perayaan yang diselenggarakan oleh panitia perayaan Kelurahan Naikolan ini dihadiri oleh Walikota Kupang, Jonas Salean dan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, dan sejumlah SKPD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H