Mohon tunggu...
Piethein Wakum
Piethein Wakum Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni Magister Manajemen XIV Universitas Cenderawasih Papua dan Mahasiswa Study Course Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada Jogjakarta

Nama saya Piethein Wakum, saya bekerja sebagai penyelenggara pemilu tingkat Kabupaten atau Anggota KPU Kabupaten Supiori Periode 2018-2023. Saya menyelesaikan pendidikan S1 pada Jurusan Ilmu Pemerintahan dan S2 Magister Manajemen pada Universitas Cenderawasih Papua dan pernah mengikuti Study Course pada Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada Jogjakarta Tahun 2017. Selain itu saya juga sebagai pengamat politik dan kebijakan pemerintah yang gemar menulis tentang ide konstruktif dalam pembangunan dan kemajuan Bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Edukasi Politik dalam Bayangan Demokrasi Pemilu 2024

26 November 2023   18:57 Diperbarui: 26 November 2023   19:15 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesona Biak-Sail Teluk Cenderawasih (SCT) 2023.dokpri

Piethein Wakum,S.IP.,M.M-Energi Negatif yang akan merasuk ambisius dalam perlombaan politik untuk mencapai tujuan pada pesta demokrasi tahun 2024 mendatang kian menghembus aroma misteri.

Edukasi Politik, tidak akan berjalan murni diatas rel demokrasi Pancasila, karena sosialisasi politik lebih cenderung kepada peran religi ketimbang tujuan luhur negara. Komunikasi politik akan diwarnai dengan ketidak santunan oleh praktisi-praktisi politik yang penuh kontraversial.

Media Massa atau Mediasi Sosial, akan menjadi busur yang melepaskan anak panah yang tajam dan nyasar membidik nurani hingga tamen-tamen sosial tak mampu membendung setiap sekat dalam kesatuan pluralisme.

Misteri ini akan menjadi domain dalam domino politik menuju puncak Pesta Demokrasi tahun mendatang (2024).

Oleh karena itu, KENCANGKAN PERSATUAN SEJAK DINI DIATAS KOTA KARANG PANAS YANG TEGUH. Agar dinamisasi sosial politik di Daerah Biak Numfor dan Supiori memiliki tameng-tameng sosial yang kokoh dalam menjaga dan mengantisipasi energi-energi negatif yang merayapi sekat-sekat pluralisme yang ada.

Semua Etnis dan semua Agama, semua organisasi organik dan non organik yang hidup berdampingan diatas kota KARANG PANAS negerinya Para Jawara, tetap teguh dalam prinsip Budaya Byak " BABE SYOWI " Dengan menghormati Orang Asli dan Peranakan Biak, serta Agamanya dan Budayanya, akan menjadikan semuanya menjadi satu lapisan masyarakat dalam kesatuan masyarakat Biak Numfor dan Supiori yang anti, tidak dapat atau mudah terprovokasi dengan Energi Negatif "3A" (Ajakan, Ajaran, dan Ancaman) dari Luar Daerah Biak Numfor dan Supiori yang akan berdampak kepada instabilitas dan konflik Antagonisme.

Semua Lapisan masyarakat Biak Numfor dan Supiori, tetap berpegang dan berpedoman kepada nilai-nilai dan norma norma yang terkandung didalam lima Sila Falsafah Hidup Bangsa Indonesia " Pancasila "

" BYAK BUKANLAH DAERAH LAIN, DAERAH LAIN DI BIAK NUMFOR DAN SUPIORI ADALAH BYAK " (PHW).

Salam Damai

Syowi ma Kasumasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun