Mohon tunggu...
Pieter Sanga Lewar
Pieter Sanga Lewar Mohon Tunggu... Guru - Pasfoto resmi

Jenis kelamin laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jatuhnya Babel

10 Maret 2023   21:18 Diperbarui: 10 Maret 2023   21:24 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Laki-laki pemegang tongkat kegembalaan Odessa

memakai solideo dan mitra di kepala

bergeming menatap langit maligai

menyaksikan sejuta peristiwa ilahi

Seorang malaikat melayang

turun dari pintu surga,

yang diberi kuasa besar,

yang kemuliaannya menerangi bumi

Ia berseru dengan suara keras-kuat:

"Sudah rubuh,

sudah rubuh Babel,

kota besar itu,

yang telah menjadi kediaman roh jahat,

persembunyian semua roh najis,

persembunyian segala burung najis dan dibenci,

karena semua bangsa dan kaum

minum anggur hawa nafsu cabulnya,

karena raja-raja bumi

telah berbuat cabul dengan dia,

karena pedagang bumi menjadi kaya

oleh kelimpahan hawa nafsunya"

Laki-laki pemegang tongkat kegembalaan Odessa

memakai solideo dan mitra di kepala

bergeming menatap langit maligai

menyaksikan sejuta peristiwa ilahi

Terdengar suara lain berkata:

"Pergilah kamu, hai umat-Ku,

pergilah dari hadapannya

supaya kamu jangan mengambil

bagian dalam dosa-dosanya,

supaya kamu jangan turut

ditimpa malapetaka-malapetakanya;

sebab dosanya bertimbun-timbun

menjulang ke langit tinggi

dan Allah telah mengingat segala kejahatannya

Balaskanlah kepadanya

sama seperti dia juga membalaskan,

berikanlah kepadanya dua kali lipat

menurut pekerjaannya,

campurkanlah baginya dua kali lipat

di dalam cawan pencampurannya;

berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan,

sebanyak kemuliaan dan kemewahan,

yang telah ia nikmati di  bumi

Sebab ia berkata di dalam hatinya:

'aku bertakhta seperti ratu,

aku bukan janda,

aku tidak akan pernah berkabung'

Sebab itu,

segala malapetaka akan datang,

datang dalam suatu hari,

yaitu sampar, perkabungan, dan kelaparan,

ia akan dibakar dengan api,

karena Tuhan yang menghakimi dia

adalah Tuhan Allah yang perkasa"

Laki-laki pemegang tongkat kegembalaan Odessa

memakai solideo dan mitra di kepala

bergeming menatap langit maligai

menyaksikan sejuta peristiwa ilahi

Suara itu terus berkata:

"Raja-raja di bumi,

yang telah berbuat cabul

yang hidup dalam kelimpahan dengan dia,

akan menangisi dan meratapinya

bila melihat asap api yang membakarnya

mereka akan berdiri jauh-jauh

karena takut akan siksaannya

mereka pun akan bersuara:

'Celaka, celaka engkau,

hai kota yang besar,

Babel, hai kota kuat,

sebab dalam satu jam saja,

sudah berlangsung penghakimanmu'"

Laki-laki pemegang tongkat kegembalaan Odessa

memakai solideo dan mitra di kepala

bergeming menatap langit maligai

menyaksikan sejuta peristiwa ilahi

Suara lain itu terus bercerita:

"Pedagang-pedagang di bumi menangis,

mereka berkabung karena dia,

karena tak lagi orang membeli barang,

barang dagangan dari emas dan perak,

barang permata dan mutiara,

barang lenan halus dan kain ungu,

barang sutera dan kain kirmizi,

barang-barang dari gading,

barang  kayu yang harum baunya,

barang tembaga, besi, dan pualam,

barang terbuat dari kayu mahal,

barang kulit manis dan rempah-rempah,

barang wangi-wangian, mur, dan kemenyan,

barang minuman anggur murni,

barang minyak, tepung, dan gandum,

binatang lembu sapi, domba, dan kuda,

kereta, budak, dan bahkan nyawa manusia

Mereka pun akan bersuara:

'Sudah lenyap buah-buahan,

yang diingini hatimu;

segala yang mewah,

segala yang indah, 

telah hilang daripadamu,

dan tak akan ditemukan lagi'

Mereka yang memperdagangkan barang itu,

yang telah jadi kaya oleh dia,

akan berdiri jauh-jauh,

karena takut akan siksaannya;

mereka menangis dan meratap berseru:

'Celaka, celaka, kota besar, 

yang berpakaian lenan halus, 

kain ungu dan kain kirmizi,

yang dihiasi dengan emas, 

yang dihiasi dengan permata,

yang dihiasi dengan mutiara,

karena dalam satu jam saja

kekayaan sebanyak itu akan binasa'"

Laki-laki pemegang tongkat kegembalaan Odessa

memakai solideo dan mitra di kepala

bergeming menatap langit maligai

menyaksikan sejuta peristiwa ilahi

Suara lain itu terus berkata:

"Setiap nakhoda dan pelayar,

anak-anak kapal,

semua orang pelaut,

berdiri jauh-jauh,

ketika melihat asap api membakarnya,

mereka berseru:

'Kota manakah yang sama 

dengan kota besar itu?'

Mereka lalu mengambil debu,

menghamburkan debu di atas kepala mereka,

mereka menangis sambil meratap:

'Celaka, celaka, kota besar,

yang olehnya semua orang,

yang mempunyai kapal di laut, 

telah menjadi kaya 

oleh barangnya yang mahal,

sebab dalam satu jam saja

semua itu sudah binasa.

Bersukacitalah atas dia,

hai surga dan hai kamu,

                                    orang-orang kudus,

                                    rasul-rasul,

                                    nabi-nabi,

karena Allah telah menjatuhkan hukuma,

hukuman atas dia karena kamu'"

(Sumber, Why 18: 1-20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun