Mohon tunggu...
Pieter Sunkudon
Pieter Sunkudon Mohon Tunggu... Dosen - lecture, pastor, evangelist

berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penatalayanan Uang

2 Oktober 2019   00:23 Diperbarui: 2 Oktober 2019   00:43 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada prinsipnya, Tuhanlah Pemilik segala sesuatu, Ia ingin kita memuliakan Dia dengan segala yang ada pada kita. Dan berhubungan dengan uang, tentulah Tuhan sangat paham bahwa kita memiliki begitu banyak kebutuhan dalam mejalankan misi-Nya di dunia ini, jadi Ia memberkati kita sesuai rahmat-Nya, namun Dia juga membuat sebuah sistem tentang bagaimana cara kita dapat menggunakan uang kita untuk menjadi alat kemuliaan-Nya.

Mungkin orang akan bertanya, berapa banyak yang harus saya persembahkan untuk Tuhan? Jawaban di sini bukanlah soal jumlah uangnya, tetapi mari hitung berapa persen dari penghasilan kita, kita serahkan untuk kepentingan Tuhan. Idealnya ialah, kita menggunakan seluruh penghasilan kita untuk kepentingan Tuhan. Namun apabila hal itu terasa terlalu berat, mari mulai dengan sepersepuluh dari perolehan kita.

Dalam Markus 12:41-44, Tuhan Yesus memuji seorang janda miskin yang mempersembahkan dua peser. Alasannya ialah, karena "janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." Tentulah kisah ini dapat menjadi motivasi bagi setiap orang yang berpenghasilan lebih dari itu.            

Penutup

 Mengenai uang, Tuhan Yesus berkata, "24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Mat. 6:24). Namun di bagian lain Iapun menyampaikan sesuatu yang bersifat paradoks,

9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."  10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.  11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?  12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?  13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Luk. 16:9-13)

Pada akhirnya semua yang telah kita peroleh di dunia ini akan ditinggalkan. Itu pasti terjadi. Namun kita dapat mengivestasikan semua itu di kekekalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun