Mohon tunggu...
Mario Pierre Pascal Ralph
Mario Pierre Pascal Ralph Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 - Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

dulunya penyair, ke depannya bisa jadi pujangga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paradiplomasi Indonesia: Analisis Kerjasama Sister Province Daerah Istimewa Yogyakarta dan Prefektur Kyoto (2015-2020)

31 Maret 2023   16:27 Diperbarui: 31 Maret 2023   21:16 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jogjainvest.jogjaprov.go.id/weblama/diy---kyoto.html

Tahun 2018 juga menjadi hal yang krusial bagi kerjasama DIY dan Kyoto. Pada tahun ini, wakil gubernur Kyoto, yang bernama Shuici Yamauchi berkunjung ke Yogyakarta dalam rangka kunjungan kerja untuk menjaga serta memperatahankan hubungan diplomatik antara DIY dan Kyoto pada September 2018. 

Hubungan persahabatan yang sudah hampir berlangsung selama 35 tahun tersebut merupakan krusial bagi kedua pihak, karena berkat adanya hubungan kerjasama antara DIY dengan Kyoto, berbagai kegiatan dan usaha seperti dalam bidang pendidikan, kebudayaan dan pariwisata dapat terwujud. Hal tersebut juga tidak lepas dari komitmen kedua belah pihak dalam kerjasama Sister City selama hampir 4 dekade terakhir.

Sumber daya manusia memainkan peran yang strategis dalam penciptaan harmonisasi hubungan kerjasama DIY dan Kyoto. Sumber daya manusia dapat dimengerti sebagai agen atau pelaku yang dapat memberdayakan sumber daya alam demi kepentingan pribadi ataupun kelompok. 

Semakin bagus kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu entitas politik tertentu, maka semakin bagus dan semakin maju entitas tersebut baik secara politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Walaupun kerjasama membuka peluang untuk meningkatkan serta memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu kerjasama, tidak dapat dipungkiri juga bahwa sumber daya manusia juga terkadang menjadi hambatan yang berarti dalam proses kerjasama.

Manfaat bagi Paradiplomacy Indonesia

Paradiplomacy yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui sister province adalah Dengan berbagai kerja sama yang dibangun dalam kerangka sister city, kota-kota di dunia bisa saling transfer pengetahuan dan pengalaman dalam pengeolaan pembangunan bidang yang dikerjasamakan; bisa secara bersama-sama melakukan stimulasi ide, gagasan, kreativitas, dan partisipasi pemerintah daerah dan stakeholder terkait dalam konteks ATM yang merupakan akronim kepanjangan amati, tiru, dan modifikasi. Selanjutnya, di antara negara bisa saling mempererat hubungan persahabatan kedua belah pihak, baik antara pemerintah (g-to-g) maupun dalam skala masyarakat (p-to-p); dan memunculkan kesempatan transfer of culture berupa enriching the nations culture.

Dalam konteks sister province, Yogyakarta dapat melakukan transfer teknologi dengan Kyoto sebagai mitra luar negeri Yogyakarta. Hubungan bilateral antara Jepang dan Indonesia dapat dijadikan ajang kedua negara dalam mengimlementasikan dalam skala regional kemasyarakatan. Hal ini merupakan bukti nyata konsep paradiplomasi Indonesia yang sudah direncanakan melalui undang-undang dasar NKRI yang mengatur mengenai paradiplomasi Indonesia. Yogyakarta kedepanya harus dapat bersinergi dengan Kyoto demi kemajuan diplomasi  negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun