Mohon tunggu...
Mario Pierre Pascal Ralph
Mario Pierre Pascal Ralph Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 - Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

dulunya penyair, ke depannya bisa jadi pujangga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paradiplomasi Indonesia: Analisis Kerjasama Sister Province Daerah Istimewa Yogyakarta dan Prefektur Kyoto (2015-2020)

31 Maret 2023   16:27 Diperbarui: 31 Maret 2023   21:16 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2015, Kerjasama sister province DIY dan Kyoto sudah menginjak usia 30 tahun. Banyak sekali bentuk kerjasama yang telah dilaksanakan oleh DIY dan Kyoto, antara lain pertukaran pelajar hingga pameran lukisan asal Yogyakarta yang akan dipamerkan di Kyoto. 

Tercatat ada sekitar 30 lukisan yang dipilih dan siap dipamerkan dalam Pameran lukisan Kyoto. Kerjasama Sister Province antara Yogyakarta dan Kyoto merupakan Kerjasama yang kolaboratif dan Intensif sehingga menguntungkan semua pihak. Hal ini memungkinkan terjadinya sharing culture antara Yogyakarta dan Kyoto.

Kaitan Sister Province dengan Paradiplomasi Indonesia Kontemporer

Jika berbicara mengenai jangkauan kerjasama DIY-Kyoto tentu sudah berjalan lebih dari 30 tahun. Namun Peringatan ke 30 yang jatuh pada tahun 2015 merupakan peringatan 30 tahun kerjasama kedua Provinsi tersebut. Uniknya, pada peringatan ke 30 tahun yakni 2015, Bangkitnya Gelombang Paradiplomasi dan Keterbukaan dan hubungan internasional, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya salah satu akibat dari gelombang demokratisasi dunia.

Hadirnya demokrasi di dunia juga mengubah sudut pandang setiap orang yang ada di seluruh dunia untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan sebuah masalah yang terdapat dalam hubungan yang dijalin antar pihak dari lain negara. Hal tersebut mendorong mereka untuk juga memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada para aktor non negara yang selama ini diremehkan perannya dalam hubungan internasional agar dapat berkontribusi secara aktif dalam paradigma dan dinamika hubungan internasional era modern. Hal tersebut juga memicu terjadinya paradiplomasi seperti yang sudah dijelaskan di atas. Penelitian ini kemudian akan menjelaskan beberapa pertanyaan seperti bagaimana jalannya kerjasama antara DIY dan Kyoto dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 dan bagaimana masa depan dari kerjasama yang sudah berlangsung selama hampir 4 dekade tersebut.

Peran pemerintah daerah yang kompleks ternyata bukan sekedar dalam menjadi aktor lokal saja akan tetapi bisa menjadi aktor hubungan internasional atau dikenal dengan 'paradiplomasi'. Implementasi hubungan internasional paradiplomasi misalnya melakukan kerjasama investasi asing untuk menarik investor menanamkan modalnya di daerah.

Paradiplomasi bermanfaat untuk menemukan solusi dari permasalahan kota dengan belajar dari kota lain lewat kerjasama kota kembar. Penelitian oleh Adiwibowo dan Putri (2016) menemukan bahwa kerjasama kota kembar meningkatkan efisiensi tata kelola dan kebijakan pemerintah daerah secara lebih intensif.

Perkembangan Paradiplomacy Sister Province Yogyakarta-Kyoto

Tahun 2015 menjadi momentum yang menyegarkan bagi kedua belah pihak dalam melaksanakan kerjasama tersebut, karena pada tahun 2015, kerjasama antara DIY dan Kyoto akan genap berumur 30 tahun (jogjaprov.go.id). Momentum tepat 3 dekade hubungan kerjasama antara DIY dan Kyoto digunakan untuk penegasan kembali hubungan persahabatan antara kedua daerah tersebut. 

Hal tersebut menandakan bahwa kerjasama yang dilakukan selama 30 tahun telah menghasilkan banyak hal yang menguntungkan kedua belah pihak di berbagai bidang kehidupan yang berkontribusi kepada kemajuan dan kemakmuran dua daerah yang berada di negara yang berbeda. Meskipun berbeda secara budaya dan bahasa, hal tersebut tentu bukan menjadi halangan bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan dan menjalin hubungan persahabatan yang berumur 3 dekade tersebut.

Ekspor DIY ke Yogyakarta dalam bidang perindustrian meningkat pesat. Pada tahun 2016, angka ekspor mencapai 18.629.535 Dollar AS Hal tersebut menandakan bahwa hubungan industri antara Yogyakarta dan Kyoto sudah sangat erat dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Di satu sisi, pihak DIY dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang industri otomotif dan di satu sisi, pihak Kyoto mendapatkan produk ekspor yang berkualitas dari DIY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun