Mohon tunggu...
Piere Barutu
Piere Barutu Mohon Tunggu... Administrasi - Citizen Journalism

Email : pierebarutu@gmail.com .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesona Wisata Sejarah Kerajaan Siak di Bumi Riau

8 Januari 2012   14:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:10 2739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikmati liburan akhir dan awal tahun, wisata bersama keluarga menuju bumi lancang kuning Riau, di kabupaten Siak adalah pilihan jitu, karena daerah ini memiliki situs sejarah Kerajaan Siak Indrapura yang mempesona.

[caption id="attachment_154241" align="aligncenter" width="448" caption="Pesona Kabupaten Siak "][/caption]

Rute perjalanan darat dari Bandara Pekan Baru memakan waktu sekitar 4 jam, dengan keadaan jalan mirip bentuk ular naga, turun naik serta berkelok – kelok, yang di sepanjang jalannya lambaian dedaunan pohon kelapa sawit terus melambai – lambai.

Sebelum memasuki pusat kota Siak, akan melewati sebuah jembatan megah di atas sungai Siak yang indah juga menakjubkan, para pelancong dari jauh pasti akan berhenti tidak mau melewatkan pesona indah sungai Siak ini begitu saja, berphoto dan memandang – mandang, bahkan bagi pecinta sejarah pasti akan segera menerawang jauh ke belakang betapa pastinya sungai ini menyimpan sejuta kenangan, yang mungkin masih banyak belum terungkap sampai kini.

[caption id="attachment_154243" align="aligncenter" width="533" caption="Sungai Siak"]

1326032574768624189
1326032574768624189
[/caption]

[caption id="attachment_154246" align="aligncenter" width="525" caption="Bersama keluarga, menikmati pesona sungai Siak dari atas jembatan"]

13260328601796921125
13260328601796921125
[/caption]

Dari atas sungai tersebut juga, seluruh sudut kabupaten Siak dan pusat – pusat aktifitas masyarakatnya, dapat di lihat.

Kerajaan Siak di pimpin pertama kali oleh Radja Ketjil, yang bergelar Sulthan Abdul Djalil Rachmadsjah pada tahun ( 1723 – 1746 ) dengan ibukotanya Buantan *berdasarkan dokumen istana.

Selanjutnya di teruskan oleh :

ØTengku Buang Asmara ( 1746 – 1765 )

ØTengku Ismail ( 1765 – 1766 )

ØTengku Alam ( 1766 – 1780 )

ØTengku Muhammad Ali Panglima Besar ( 1780 – 1782 )

ØTengku Jahja ( 1782 – 1784 )

ØTengku Sayed Ali ( 1784 – 1810 )

ØTengku Sayed Ibrahim ( 1810 – 1815 )

ØTengku Sayed Ismail ( 1815 – 1864 )

ØTengku Panglima Besar Sayed Kasim ( 1864 – 1889 )

ØTengku Ngah Sayed Hasjim ( 1889 – 1908 )

Menurut cerita sejarah * dokumen istana Raja terakhir adalah : Tengku Putera Sayed Kasim, yang bergelar Sulthan Assjaidis Sjarif Kasim II Abdul Djalil Sjaifuddin memerintah di Kerajaan Siak pada tahun (1915 – 1946 ), selanjutnya pada tahun 1945 beliau mengumumkan kerajaan Siak masuk dalam Republik Indonesia.

[caption id="attachment_154247" align="aligncenter" width="671" caption="Suasana di dalam Istana Kerajaan Siak"]

13260331491638257018
13260331491638257018
[/caption]

Sulthan Assjaidis Sjarif Kasim II mangkat di RS Caltex Rumbai tgl 23 April 1968, kemudian tgl 24 April 1968 dimakamkan di Siak Indrapura. juga di berikan gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah RI atas jasa – jasanya, perlu di ketahui juga nama bandara di Pekan Baru, Riausekarang ini bernamakan nama beliau.

[caption id="attachment_154249" align="aligncenter" width="336" caption="Salah satu Photo di dalam Istana,  Sulthan Syarif Kasim II "]

1326033737952326154
1326033737952326154
[/caption]

Untuk dapat memasuki ruangan – ruangan istana setiap pengunjung akan di kenakan retribusi oleh Pemda kabupaten Siak sebagai pengelola sebesar ; Rp 3000 untuk dewasa, Rp 2000 untuk anak – anak, sedangkan untuk turis manca Negara : Rp 10.000 untuk dewasa, Rp 5000 bagi anak – anak.

Istana utama dalam kompleks kerajaan memiliki 2 lantai, yang di hubungkan melalui 2 tangga yang unik dan berkelok – kelok dan memiliki banyak ruangan , di setiap ruangannya berisikan begitu banyak bukti – bukti peninggalan dan kejayaan kerajaan Siak, lengkap dengan peralatan perang dan photo / lukisan para rajanya.

Istana Siak ini pun cukup di jaga keasliannnya dalam bentuk serta ornamennya, para pengelolanya “karyawan “ menggunakan pakaian khas melayu Riau, begitu juga dengan area di luar kompleks istana. Bagi para pelancong dari jauh di kompleks istana dijual berbagai macam souvenir khas Riau, untuk oleh – oleh.

[caption id="attachment_154248" align="aligncenter" width="448" caption="Komplek Istana Siak"]

13260335141270679659
13260335141270679659
[/caption]

January 2012, Riau Sumatera

( photo dokumentasi : penulis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun