Malam hari di perkampungan kumuh, salah satu sudut kota Megapolitan. Warga setempat  mendatangi rumah Pak Lurah. Dengan menahan amarah, warga meminta supaya Pak Lurah sudi berdialog malam itu, karena sifatnya penting dan mendesak. Dengan pakaian seadanya, Pak Lurah keluar menemui warganya.
Lurah: "Ada apa malam-malam gini kok ribut?"
Warga: "Kami sudah tidak tahan, Pak Lurah!"
Lurah: "Memangnya ada apa? Apanya yang tidak tahan?"
Warga: "Masak Pak Lurah tidak bisa merasakan dan melihatnya, warga di kampung ini telah banyak yang menjadi korban gara-gara nyamuk. Kami perlu solusi untuk mengusir dan membinasakan nyamuk"
Warga yang lain mengiyakan dengan teriakan "SETUJU"...
Lurah: "Iya-iya saya sudah membuat proposal pada pemerintah untuk dana pembersihan sampah dan pembersihan sungai kita"
Warga: "Tapi mana buktinya? Nyamuknya sudah terlalu kejam"
Pak Lurah tidak bisa menjawabnya. Suasana tambah tegang dan runyam, karena warga mulai berteriak dan memaki. Bahkan banyak barang-barang yang dirusak, menimbulkan suara gaduh.
Setelah sekian menit kegaduhan terjadi, salah satu sesepuh desa datang dan berteriak menghentikan kegaduhan.
Sesepuh: "Diam semua! Diam semua! Ada apa ini malam-malam buat keributan???"
Warga: "Kami meminta Pak Lurah bertanggungjawab terhadap banyaknya nyamuk yang mengancam keselamatan warga"
Sesepuh: "Ooh, masalah itu... Gampang, ada obat yang ampuh dan manjur untuk mengusir nyamuk"
Warga: "Benarkah? Padahal kami sudah pakai semua merk obat anti nyamuk tapi tidak mempan"
Sesepuh: "Kalau mau menghindari nyamuk, tidur di atas BECAK, dijamin nyamuknya pergi"
Warga: Â "Kok bisa?"Â (heran)
Sesepuh: "Becak itu rodanya ada tiga. Nah, NYAMUK SINI KAN CUMA TAKUT SAMA TIGA RODA?"
Lurah dan Warga: !!!???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H