Mohon tunggu...
Siswa Rizali
Siswa Rizali Mohon Tunggu... Konsultan - Komite State-owned Enterprise

econfuse; ekonomi dalam kebingungan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Saham PGAS: Unrealized Loss Vs Risiko Investasi

14 Mei 2021   10:15 Diperbarui: 16 Mei 2021   09:34 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Akhirnya, persepsi investor atas fundamental dan valuasi sebuah perusahaan sangat menentukan dinamika harga saham-nya. saat investor sangat optimis, spt saham Zoom, Amazon, dan Tesla disaat pandemi tahun lalu, harganya naik dengan cepat. Dan saat eforia berlalu, harga2 saham tersebut mulai koreksi tajam meski kinerjanya tetap baik.

Pada akhir periode booming saham komditas, nasib serupa dialami saham-saham ANTM INCO dan TINS. Dan ketika semua sudah putus asa dengan saham ANTM INCO dan TINS, tiba2 kembali terjadi eforia di tengah krisis kemarin dan harganya naik tajam membuat semua investor kembali melihat prospek jangka panjang saham2 ketika kinerjanya baru mulai pulih. Begitu lah dinamika silkus harga saham.

So apa yang bisa dilakukan untuk meminimalkan masalah pada komitmen investasi jangka panjang anda?
pertama sudah jelas: beli lah saham yang fundamentalnya baik. Meski mungkin saja satu dua tahun saham ini mengalami kerugian, tapi dalam jangka panjang pada harus menghasilkan laba dan cash flow yang positif.

Kedua, beli lah saat valuasi saham ini masuk akal. valuasi yang masuk akal ini biasa terjadi pada saat kinerja perusahaan sementara sedang menurun dan investor menjadi sangat pesimis.

Ketiga, lakukan lah diversifikasi diantara saham-saham yang memenuhi kriteria diatas, dan lakukan investasi secara rutin khususnya saat ekonomi penuh gejolak.

Dengan cara ini, asumsi portofolio anda menjadi terdiversifikasi spt IHSG atau LQ45 atau IDX30, maka dalam periode 10 tahun terakhir anda akan mendapat rata-rata kenaikan harga sekitar 100%, meski dalam setahunnya hanya naik 4,5%. Bila diasumsikan ada tambahan return dividen 1,5%/tahun, maka total return anda adalah 6%/tahun dalam periode 2011-2021.

Bukan return yang luar biasa, mengingat imbal hasil yang lebih baik dapat di peroleh di deposito dan SUN. tapi kesabaran anda menunggu mungkin akan memberikan hasil di tahun2 mendatang saat ekonomi Indonesia mengalami pemulihan dan optimisme investor saham kembali pulih seperti yang terjadi paska krisis 1998-1999 dan rekapitalisasi perbakankan 2000-2001, dimana periode 2003-2010 merupakan masa investasi saham terbaik dengan total return 8 tahun 850%, atau sekitar 31%/tahun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun