Mohon tunggu...
Siswa Rizali
Siswa Rizali Mohon Tunggu... Konsultan - Komite State-owned Enterprise

econfuse; ekonomi dalam kebingungan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Uber dan IPO Perusahaan Merugi

29 April 2019   15:36 Diperbarui: 29 April 2019   16:03 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ekspansi agresif, kerugian Uber meningkat tajam. Tapi saat Uber keluar dari pasar strategis (China, Rusia, dan Asia Tenggara), kerugian Uber tetap besar. Ini mengindikasikan bahwa tidak ada skala ekonomi, dimana total biaya per unit menurun sejalan dengan meningkatnya skala usaha, di bisnis transportasi taksi ala Uber.

Monopoli juga sulit direalisasikan bila setiap perusahaan baru dengan cepat meniru aplikasi yang dibuat oleh Uber dan menjadi kompetitor utama di setiap negara: DidiChuxing (China), Yandex (Rusia), Ola (India), Gojek (Indonesia), dan Grab (Asia Tenggara).

Efek jejaring, dimana manfaat bagi pengguna aplikasi semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya pengguna, ternyata tidak dimiliki Uber.Dalam bisnis telekomunikasi, pesawat terbang, dan kargo, efek jejaring menjadikan biaya investasi per unit tersebar dalam setiap ekspansi jaringan. Pada saat bersamaan, semakin banyak pengguna jasa, semakin besar pendapatan dari biaya investasi yang sama.

Biaya transportasi taksi didominasi oleh biaya operasional seperti upah supir, perawatan, dan depresiasi mobil, yang tidak dapat menurun sejalan dengan semakin banyaknya pengguna aplikasi Uber. Sebaliknya, penambahan jumlah pengemudi malah meningkatkan persaingan antar mereka, yang kemudian menurunkan penghasilan rata-rata pengemudi.

Aplikasi Uber tidak bisa memperbaiki alokasi sumber daya transportasi perkotaan yang ditandai dengan puncak penggunaan diwaktu berangkat kerja (pagi hari dari jam 6-9) dan pulang kerja (sore/malam jam 5-8). Diantara kedua waktu tersebut, kapasitas transportasi perkotaan banyak yang menganggur. Pilihan jalur pergi/pulang kerja relatif tidak bisa dirubah dengan insentif perubahan harga untuk optimisasi pendapatan perusahaan.

Jejaring efek berlaku secara efektif dan efisien bagi perusahaan IT yang bergerak di dunia maya dan tidak tergantung pada keberadaan benda seperti mobil, motor, dan pengiriman barang. Karena itu efek jejaring berhasil meningkatkan untung bagi Facebook, Google, dan Amazon (khususnya untuk unit marketplace & AWS).

Minimnya efek jejaring di Uber juga kontras dengan efek sejenis di perantara seperti Airbnb. Wisatawan menghadapi informasi yang asimetri dalam mencari tempat menginap di luar daerah/negri. Maka review oleh wisatawan lain sangat bermanfaat untuk membuat keputusan dengan cepat dan biaya minimal. Kontras juga dengan efek jejaring di aplikasi agregator seperti Traveloka yang digunakan untuk mencari harga tiket dan tujuan berlibur paling sesuai selera dan ketersediaan dana.

Manfaat unik Airbnb dan Traveloka memungkinkan pengguna menurunkan berbagai potensi biaya produk dan biaya transaksi (termasuk verifikasi) atas sebuah produk yang sulit dilakukan secara langsung lintas daerah/negara. Efek jejaring serupa berlaku bagi marketplace seperti Alibaba.

Prospek Pengembangan Usaha

Untuk sinergi bisnis aplikasi pemanggil taksi, Uber melakukan ekspansi ke pengantaran makanan (Uber Eats, 2014) dan akuisisi bike-sharing Jump (2018). Lagi-lagi kedua bisnis ini belum mampu memperbaiki kinerja keuangan Uber. Sedangkan kompetitor Uber Eats seperti Grubhub sudah berhasil memperoleh laba.

Akhirnya, Uber berharap dengan mobil tanpa pengemudi (autonomus car). Terlepas kapan mobil otonom dapat terealisasi, mobil otonom dapat mengurangi biaya supir. Tetapi yang dilupakan, mobil otonom akan meningkatkan biaya perawatan mobil, asuransi, riset dan pengembangan, dan kebutuhan modal yang sangat besar bagi Uber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun