Mohon tunggu...
Siswa Rizali
Siswa Rizali Mohon Tunggu... Konsultan - Komite State-owned Enterprise

econfuse; ekonomi dalam kebingungan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Venezuela dan Kegagalan Sosialisme

6 Februari 2018   09:30 Diperbarui: 6 Februari 2018   09:33 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini dimuat di Kontan (Daily), 13 Oktober 2017.

===.

Venezuela memiliki cadangan minyak terbanyak di dunia, menyamai Saudi Arabia. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Venezuela termurah di dunia. Terletak di daerah tropis, Venezuela memiliki tanah yang subur.

Dengan kekayaan alamnya, Venezuela seharusnya menjadi negara yang sangat makmur.

Faktanya, Venezuela saat ini mengalami krisis multi-dimensi: ekonomi, sosial, dan politik. Sekitar 80% warga Venezuela dapat dikaterogikan miskin, banyak yang kelaparan, dan pasien di rumah sakit meninggal karena kekurangan obat-obatan. Di periode 2014-2016, Produk Domestik Bruto (PDB) Venezuela mengalami kontraksi masing-masing 4%, 6%, dan 18% (IMF, April 2017).

Mengingat 90% pendapatan ekspor Venezuela dan 35% PDB berasal dari minyak (Mark Tunner, www.economonitor.com, Nov-2007), ada pengamat ekonomi yang 'menyalahkan' krisis Venezuela akibat kejatuhan harga minyak.

Tapi, Chile juga memiliki struktur ekonomi yang mirip Venezuela, dimana 70% pendapatan ekspor dan 35% PDB Chile berasal dari komoditas tembaga. Meski harga tembaga terkoreksi sekitar 50% dari harga tertinggi, ekonomi Chile ternyata tetap tumbuh rata-rata 2,0% per tahun sepanjang 2014 - 2016.

Bagaimana Venezuela yang sangat kaya alamnya, rakyatnya bisa sangat miskin?

Sebuah struktur institusi sosial yang membedakan Venezuela dengan negara lain adalah: Venezuela menolak secara total mekanisme pasar dalam proses kegiatan ekonomi. Pemerintah merencanakan dan mengendalikan hampir semua kegiatan ekonomi di Venezuela.

Kebijakan utama anti mekanisme pasar adalah kontrol harga, berupa penetapan harga acuan maksimum/ minimum. Harga acuan maksimum (minimum) yang efektif akan menyebabkan kekurangan produksi (kekurangan permintaan). Proses produksi dan distribusi barang mengalami gangguan, bahkan berhenti. Di Venezuela, hukum Biaya dan Harga yang Adil diterapkan sejak era Hugo Chavez di tahun 2011. Presiden Nicolas Maduro pada Januari 2014 juga menetapkan hukum Harga, Biaya, dan Laba yang Adil.

Penghasilan minyak yang sangat banyak di era Chavez memungkinkan Venezuela menetapkan harga maksimum BBM dan pangan yang sangat murah. Harga jual maksimum pangan yang rendah menghilangkan insentif bagi petani untuk menambah produksi. Sedangkan konsumen, lebih memilih membeli bahan pangan dari toko-toko murah yang disediakan pemerintah. Sejalan dengan berkurangnya kegiatan ekonomi pertanian dan perdagangan, negara semakin tergantung pada ekonomi minyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun