Dengan banyak warganya yang antusias, adalah percuma bila kurangnya dukungan dari pemerintah. Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (Korika) Hammam Riza menyatakan, teknologi kecerdasan buatan di Indonesia sudah memiliki dasar dalam program Strategi Nasional (Stranas) pemerintah. Diantaranya adalah penyiapan talenta atau SDM di bidang kecerdasan buatan ini. Harapannya kecerdasan buatan sudah bisa dikenalkan sejak dini kepada masyarakat, yang kemudian dapat dijaring talenta-talenta unggul di bidang ini.
Salah satu hal yang menjadi penghambat pengaplikasian kecerdasan buatan ialah kurang meratanya koneksi internet pada daerah terpencil. Dalam laporan Hootsuite (We are Social) per Januari 2022, sekitar 26,3% atau 73,05 juta warga Indonesia belum dapat menikmati internet pada tahun ini. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia dan Thailand, yang masing-masing memiliki nilai 10,4% dan 22,2%. Maka dari itu, dukungan pemerintah sangatlah dibutuhkan demi meluasnya pengaplikasian kecerdasan buatan pada masyarakat Indonesia.