Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pecundang

11 November 2021   18:34 Diperbarui: 11 November 2021   18:39 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berlari mengejar bayangan sendiri

Menyentuh batas abu-abu diriku yang tersembunyi

Menggeliat dalam gelap, menggelitik hingga berdarah, meronta hingga putus pita suara

Bekas tapak tergambar di atas aspal panas

Melepuh, nanar, bernanah menyisakan jejak berdarah-darah

Kukira batu, tapi ternyata kayu

Kusandar lalu patah dan jatuhku semakin parah

Kukira kompas, tapi ternyata nahas

Bukan arah mata angin yang aku dapati

Cuma hembus angin yang bermain di ujung daun telingaku sambil berkata

Pecundang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun