Mohon tunggu...
Muhammad Zulfikar Yusuf
Muhammad Zulfikar Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

من لم يذق مر التعلم, تجرع ذل الجهل طول حياته

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mencari Negarawan

31 Januari 2024   00:52 Diperbarui: 31 Januari 2024   00:59 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: radiosilaturahim.com

Seorang politikus sekaligus negarawan tentu akan mempromosikan persatuan sekaligus menjaga kestabilan politik melalui berbagai tindakannya. Sosok demikian melampaui sekat-sekat kelompok yang hanya berorientasi jangka pendek dan bersifat partisan. Upaya yang dilakukan semata-mata hanya untuk kemajuan bangsa.

Oleh karenanya, sebagai warga negara yang memiliki hak untuk menentukan masa depan melalui pemilu, pemilih harus cermat di dalam menentukan pilihan. Satu suara yang pemilih keluarkan akan menentukan ke mana arah bangsa ini akan dibawa. Keputusan yang pemilih ambil memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan.

Keputusan ini tidak bersifat sementara yang hanya terjadi saat pemilu berlangsung, namun keputusan yang pemilih ambil memiliki dampak jangka panjang, di mana siapa yang terpilih akan menentukan keputusan penting mengenai kebijakan publik di negara ini di hampir seluruh sektor kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan lain sebagainya, sebagaimana yang dikatakan oleh Filsuf Jerman, Bertolt Brecht, "Buta terburuk adalah buta politik. Orang yang buta politik tidak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga rumah, harga obat, semuanya bergantung keputusan politik."

Namun tentu perlu digarisbawahi, bahwa di atas itu semua, perbedaan pandangan, sikap dan pilihan politik merupakan sunnatullah dan pasti terjadi. Karena itu, kita perlu bersikap moderat di dalam menyikapi segala bentuk hasil dan konsensus politik, dengan tetap menjaga persatuan, persaudaraan dan keutuhan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun