Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Memanggil Mendung

9 Desember 2024   20:49 Diperbarui: 9 Desember 2024   20:49 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan gendang dan tari-tarian
dengan lagu dan gegap gempita
kami memanggil mendung.
Memanggilnya dari persembunyiannya
Di puncak gunung-gunung tertinggi
di tepi hutan hujan yang damai
dan di atap-atap samudera raya.

Terik matahari sudah terlalu lama merajai langit.
Sudah waktunya musim berganti
dengan mendung yang menurunkan hujan
agar ladang-ladang kami
kembali menumbuhkan tunas-tunas
daun-daun muda

Bagaimana denganmu?
Apakah kamu juga akan memanggil mendung
ke atas kota-kotamu
atau kamu tidak menginginkannya
atau malah mengutukinya?

Setiap dari kita punya kisah dengan mendung
hangat atau dingin
getir atau manis
indah atau kelam.
Jadi entah kamu menginginkan atau tidak menginginkannya
memanggilnya dengan sorak sorai
atau dengan berbisik dari ruang-ruang doa
mendung akan tetap menjadi kawan peradaban kita.

---

barombong, 9 desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun