Bulan mati jatuh cinta pada malam.
Jatuh cinta pada kegelapan tanpa batas
yang dihadirkannya di balik kerlip bintang-bintang.
Jatuh cinta pada keheningan yang ditaburkannya
di atas awan mimpi anak-anak manusia.
Jatuh cinta pada embus angin dan dingin yang dihamparkannya
di atas bumi.
Sayangnya
cintanya tiada terbalas oleh malam.
Hanya senyum dan sapa hangat yang diterimanya,
tapi tidak ada cinta di sana.
Mengapa gerangan?
Cinta bulan bulan mati hanya cinta yang semu, ucap malam
pada suatu ujung senja yang sederhana
saat keduanya kembali bertemu setelah berminggu-minggu terpisah.
Segera setelah bulan menjadi setengah purnama
atau bulan purnama penuh
cinta itu akan berubah dan sirna.
Bulan mati menunduk sedih.
Kini dia mengerti mengapa malam tidak menanggapi perasaannya.
Tapi ...
dia akan tetap mencintai
tanpa peduli cintanya berbalas atau tidak.
Dia akan tetap mencintai
walau perasaannya harus disembunyikan dalam-dalam.
---
Barombong, 12 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H