Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Mengikuti Misa Akbar Paus Fransiskus dari Jauh

5 September 2024   22:49 Diperbarui: 5 September 2024   22:55 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengikuti Misa Akbar dari gereja St. Albertus Agung, Tanjung Bunga, Makassar. Gambar: dokpri

Kunjungan apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus ke tanah air membawa makna yang besar bagi umat Katolik bahkan bagi masyarakat luas. Saat baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta saja, kehadirannya langsung menyiratkan pesan kesederhanaan yang mendalam.

Memakai jam tangan seharga 124 ribu Rupiah, memilih mobil biasa bukan mobil mewah, duduk di depan, di samping sopir, lalu memilih untuk menginap di kedutaan alih-alih di hotel berbintang, adalah beberapa contoh perilaku Paus Fransiskus yang berhasil menuai perbincangan di tengah masyarakat.

Tapi mereka yang sudah lama mengikuti sepak terjang beliau mestinya tidak terlalu terkejut dengan pilihan-pilihan tersebut. Sejak awal Paus Fransiskus memang terkenal sebagai sosok pemimpin gereja yang banyak memberi perhatian bagi orang-orang yang kecil, lemah, miskin dan terpinggirkan dan benar-benar menjiwai kesederhanaan dalam kepemimpinannya.

Dalam rangkaian kegiatan yang dimulai pada tanggal 3 September kemarin, Paus Fransiskus diagendakan juga memimpin misa akbar dari Stadion GBK, Jakarta. Perayaan tersebut dihadiri oleh ribuan umat Katolik dari seluruh Indonesia. Keuksupan kami, Keuskupan Agung Makassar, mendapat kuota 300 orang yang diwakili oleh umat dari berbagai paroki se-keuskupan. Sejak berminggu-minggu lalu, topik mengenai siapa yang akan ikut misa akbar selalu jadi bahan percakapan di antara kami.

Beruntunglah mereka yang mendapat mandat dan kesempatan untuk ikut dalam misa akbar tersebut. Terlepas dari bisa mendapat tempat duduk di dekat altar atau tidak, bisa satu stadion dengan Bapa Suci merupakan momen yang tidak terjadi tiap hari bahkan bisa jadi hanya datang sekali seumur hidup. Juga masih jauh lebih baik dibanding mereka yang hanya bisa mengikuti perayaan dari jauh, seperti saya, contohnya.

Mengikuti Misa Akbar

Tanggal dan jadwal misa akbar sudah diumumkan jauh hari sebelumnya, baik pada saat misa hari Minggu, maupun di grup whatsapp lingkungan doa. Jadi saya sejak awal sudah berniat untuk mengikuti misa secara daring. Walaupun bisa mengikutinya dari perangkat pribadi atau pesawat televisi, saya memutuskan mengikuti misa dari gereja paroki St. Albertus Agung, Tanjung Bunga, bersama umat yang lain.

Jadi hari ini pekerjaan kantor dikejar sebisanya, agar selesainya tidak terlalu malam. Beberapa terpaksa masuk daftar pending untuk dikerjakan besok. Setelah beres-beres, saya pun langsung gaspol ke gereja. Waktu tempuh dari kantor ke gereja kurang lebih setengah jam lamanya.

Jam 18.00 kurang 5 menit waktu Makassar, saya tiba. Layar siaran langsung dipasang di dalam gedung gereja juga di basement. Tapi saya intip di basement masih sepi, jadi saya langsung bergegas ke ruangan yang biasa dipakai misa. Di sana umat lebih ramai. Sejauh mata menghitung kurang lebih ada 100-an orang di dalam ruangan.

Misa di GBK sudah dimulai rupanya, karena misa sudah sampai pada lagu "Tuhan Kasihanilah Kami". Tapi ya, belum terhitung telat-telat amat, karena saya belum melewatkan bacaan-bacaan. Saya pun membuka layar tablet untuk mengikuti misa dengan membaca buku panduan misa (untuk umat) dalam bentuk PDF yang dibagikan panitia perayaan sehelumnya.

Panduan Misa untuk Umat versi PDF. Gambar dokpri
Panduan Misa untuk Umat versi PDF. Gambar dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun