"Ah, iya benar, Pak. Saat itu dia (si agen) ini memang bilang sebagian untuk investasi dan sebagian lagi untuk kesehatan," tuturnya. Tapi si ibu tetap tidak bisa memberikan jawaban-jawaban pasti ketika saya mencari informasi lebih jauh.
Si ibu (bersama keluarga) memang sudah bisa move on dari peristiwa tersebut, tapi di akhir percakapan kami, saya tetap mencoba mengafirmasi si ibu dengan meminta mereka lebih ikhlas dan menganggap kerugian mereka sebagai "uang sekolah".Â
Namanya uang sekolah, bisa murah tapi bisa juga mahal. Yang penting ada pembelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa tersebut.
Memang saya amati, masih banyak masyarakat kita yang perlu edukasi lebih terutama dalam hal menyikapi produk-produk investasi yang ditawarkan kepada mereka. Banyak yang tidak tertarik karena sebenarnya enggan "berpusing-pusing ria" mempelajari produk-produk tersebut.Â
Tapi ada juga yang langsung ikutan tanpa mengenal lebih dalam produk yang dibelinya. Entah karena terlanjur tergiur pada iming-iming keuntungannya, atau seperti ibu tadi, mengikuti produk asuransi karena mengenal agen asuransinya dan berasumsi si agen ini tentu tidak akan menawarkan sesuatu yang bisa merugikan mereka di kemudian hari.
Padahal sebelum memutuskan membeli produk keuangan atau mengikuti investasi tertentu, kita mesti mengenal lebih jauh karakteristik produk tersebut. Bukan saja agar kita siap dengan risiko yang mungkin terjadi, tapi juga untuk mengetahui apa produk tersebut memang sesuai dengan situasi dan kondisi keuangan kita.
Kita mengenal istilah Tak Kenal Maka Tak Sayang. Tapi dalam memilih produk keuangan istilah yang lebih tepat adalah Tak Kenal Maka Tak Aman. Berikut beberapa hal mendasar yang harus kita cek terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli produk keuangan atau investasi tertentu.
Cari Tahu Benefit Produk TersebutÂ
Bagian ini sebenarnya cukup mudah untuk dilakoni. Agen atau pemasar produk-produk investasi pada umumnya menjelaskan benefit dari produk yang ditawarkannya dengan gamblang. Yang perlu diketahui adalah apakah benefit-benefit tersebut sudah seperti yang kita harapkan atau apakah sesuai dengan kebutuhan kita.Â
Lalu waspadalah dengan iming-iming keuntungan besar, apalagi dengan keuntungan yang sudah berada di luar nalar atau logika.Â
Misalnya, investasi bodong dengan modus money game yang menarik investornya dengan iming-iming imbas hasil tinggi. Memang orang yang masuk pada tahap awal biasanya masih bisa merasakan manfaat investasinya.Â
Ini untuk memancing lebih banyak orang lagi yang bergabung. Tapi setelah peminatnya cukup banyak, yang bergabung belakangan biasanya hanya bisa gigit jari.