Memang mudah menghakimi
memberi vonis dengan skor yang keluar dari kotak asumsi
menempelkan label yang dicetak dari mesin-mesin persepsi.
Sedikit lebih sulit memberi angka-angka pada orang lain
pada hasil perjuangannya yang seperempat, tiga perempat
atau setengah mati
setelah kita sudah lebih dahulu berada
atau melewati jalan perjuangan tersebut
karena masing-masing orang punya peta pikiran
nilai-nilai yang diyakini.
Jauh lebih sulit memberi skor untuk diri sendiri.
Mungkin akan lebih mudah
dan lebih mudah
setelah kita sudah berkali-kali memberi skor
untuk perjuangan hidup yang sama.
Jadi
jika ada orang lain yang memberi kita nilai 5 dari skala 10
9 dari skala 10
60 dari skala 100
45 dari skala 100 atau bahkan
11 dari skala 100
tidak perlu bahagia atau patah hati setengah mati.
Cukup lihat siapa gerangan si pemberi nilai
lalu jadikan itu cemeti untuk selalu memperbaiki diri
atau malah
anggap saja itu iklan kecap yang numpang lewat di layar TV.
---
barombong, 8 januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H