Tono memarkir sepeda motor yang sudah dimodifikasi jadi gerobak mobile untuk dagangan susu kedelainya. Ayah dua anak itu terlihat lesu di bawah langit kelabu. Bagaimana tidak? Cuaca hari ini kurang mendukung. Jarang orang yang berkenan singgah untuk membeli dagangannya di saat cuaca hujan atau mendung seperti sekarang ini.
Padahal pagi tadi saat sedang produksi, langit cerah-cerah saja. Akhirnya 50 botol susu kedelai yang memenuhi ice box di dalam gerobak motornya sedang menunggu pasrah.
Kekhawatiran Tono terbukti. Dia memang selalu mangkal di jalan Kenanga yang dipadati banyak perkantoran. Pada jam makan siang seperti ini biasanya sudah ada 10-20 botol yang laris di kawasan ini. Sisanya akan dia bawa ke beberapa titik lainnya, sampai berakhir di pasar sore dekat rumah. Kalau masih ada yang belum laku akan dibawa pulang ke rumah, disimpan di lemari es untuk dijajakan lagi besok hari. Kadang kalau tinggal beberapa, dibagi saja ke tetangga. Tapi sampai jam makan siang berakhir, tidak ada satu pun pembeli yang mampir ke dagangannya.
Saat ini mendung telah menjelma jadi gerimis tipis-tipis. Tono pun menghidupkan mesin dan menggeser motornya sedikit ke depan, di bawah pepohonan yang lebih rimbun, lalu kembali memarkirkan motornya di sana.
Semangatnya semakin pudar saat jam di gawainya menunjukkan pukul 15.00.
Dia baru memutuskan untuk segera pergi, ketika seorang anak menghampiri motor gerobaknya. Anak itu seorang pemulung. Wajahnya legam karena sering terbakar matahari, tapi tatapan matanya begitu polos dan tenang. Â Dia meletakkan karung besar yang dijejali botol-botol plastik bekas, lalu memesan 1 botol susu kedelai.
Tulisan besar "Susu Kedelai Segar Hanya Rp10.000 per Botol" yang tertempel di dinding gerobak membuat pembeli tidak perlu bertanya harga lagi, cukup mencari lembaran rupiah yang disesuaikan dengan jumlah botol yang akan dipesan.
Tono tersenyum dan bersyukur dalam hati atas rejeki pertama hari ini. Dia mengambil satu botol dari dalam ice box, mengelap titik-titik air di permukaan botol lalu menyodorkannya ke pembeli kecil di depannya.
Anak itu nampak sedang mencari uang di saku celananya. Seluruh isi saku dikeluarkan, sejumlah uang koin, karet gelang, permen. Kain saku celananya di kedua sisi, kiri dan kanan, sampai terburai keluar, tapi rupiah yang dicari tetap tidak ditemukan. Tono jadi kasihan melihatnya.
Anak itu pun kembali memikul karung botolnya lalu menampik pemberian Tono. Â