Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pengguna Sistem adalah Benteng Terakhir dari Pelaku Kejahatan Keuangan

29 Mei 2023   21:07 Diperbarui: 30 Mei 2023   05:02 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari money.kompas.com ((SHUTTERSTOCK/PKpix)

Nah, jika menghadapi para fraudster ini diibaratkan sebagai sebuah perang, ada dua strategi utama yang harus dilakukan untuk memenangkan perang tersebut.

Dari Sisi Penyelenggara Sistem Keuangan

Hal yang dapat dilakukan adalah membagikan informasi secara berkesinambungan untuk mengingatkan anggota atau pelanggan sebagai pengguna jasa keuangan. Bisa melalui text broadcast, pesan yang muncul pada halaman pembuka aplikasi, pada mesin-mesin ATM, display di kantor-kantor pelayanan dan lain-lain. Pesan juga bisa disebarkan lewat media sosial resmi, lewat komunitas-komunitas virtual atau pada saat penyelenggaraan event.

Berikutnya tentu saja inovasi untuk meningkatkan keamanan sistem keuangan juga harus terus dilakukan. Saat ini para vendor aplikasi keuangan semakin mengintensifkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan sistem anti fraud dan pendeteksian transaksi menyimpang. Inovasi adalah sebuah keharusan mengingat para fraudster pun tidak tinggal diam dan terus memutakhirkan modus operandinya.

Dari sisi Pengguna

Pengguna harus memiliki literasi yang baik sebagai pengguna sistem keuangan. Seperti sudah disampaikan di atas, pengguna tidak boleh membagikan informasi seperti OTP, nomor kartu, nomor rekening dan lain-lain. Jika ada pesan berupa tautan yang tidak jelas atau mencurigakan sebaiknya tidak di-klik atau dibuka karena bisa saja berupa kode-kode tertentu untuk menjalankan program yang bisa mencuri informasi dari perangkat atau mengambil alih akun pengguna.

Jika ada permintaan data seperti ini tidak usah ditanggapi bahkan jika mengatasnamakan perusahaannya sendiri. Sebaiknya pengguna langsung menghubungi kanal layanan pelanggan yang resmi untuk mengecek kebenaran setiap informasi atau permintaan data.

Tanpa literasi yang baik kejadian penipuan akan terus terjadi karena berulang seperti sebuah siklus. Yang membedakan hanya platform dan modus operandi. Lain cerita jika sistem keuangan dijebol oleh peretas canggih atau memang ada oknum "orang dalam" yang bermain untuk merugikan pelanggannya.

Tapi di luar itu, sebagai benteng pertahanan paling terakhir masyarakat sebagai pengguna harus terus menerus diberi pengetahuan yang memadai untuk meminimalkan risiko kejahatan keuangan dalam dunia digital yang dapat merugikan mereka. (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun