Inilah salah satu faktor yang membuat saya bisa bertahan dan konsisten di genre fiksi, walaupun sering dijuluki sebagai "jalan sunyi" karena memang tingkat keterbacaan tulisan-tulisan fiksi tidak setinggi tulisan non-fiksi seperti politik, olahraga dana lain-lain.
Jadi jika awalnya hanya kiat untuk mengakali waktu menulis yang terbatas, saat ini fiksi sudah jadi bagian penting dari passion dalam menulis.
Jadi terima kasih kepada para pengelola Kompasiana, Mas Nurulloh dan tim, serta para Kompasianer yang telah memberi kesempatan kepada saya bersanding dengan para penulis-penulis fiksi top, Kompasianer Ayah Tuah, Kompasianer Fatmi Sunarya, Kompasianer Zaldy Chan dan Kompasianer Evridus Mangung sebagai nominee pada kategori Best In Fiction. Seandainya bisa, silakan vote kelima nominee ini. Sayangnya hanya bisa vote salah satu. Pilihan sepenuhnya berada di jempol Kompasianer sekalian.
Melalui tulisan ini, saya juga mohon izin karena tidak bisa ikut kopdar dan bertemu teman-teman Kompasianer sekalian tanggal 3 Desember nanti. Selain karena tempat kopdar cukup jauh, terpisah daratan dan lautan, bulan-bulan ini (November Desember) adalah bulan-bulan sibuk di kantor karena kami harus menggodok program kerja dan penganggaran untuk tahun buku berikutnya. Saya hanya bisa berpartisipasi dalam doa agar seluruh rangkaian Kompasianival bisa berjalan dengan lancar sesuai harapan kita sekalian.
Sekali lagi terima kasih untuk kita sekalian. Salam Kompasiana. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H