Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Ini Penyebab Masyarakat Memberi Dukungan kepada Bharada E

18 Oktober 2022   19:40 Diperbarui: 18 Oktober 2022   19:43 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dukungan masyarakat lewat karangan bunga. Gambar dari Tribunnews.com/Fersianus Naku 

Richard Eliezer atau lebih dikenal dengan Bharada E tepat berumur 24 tahun pada bulan Mei yang lalu. Di usia yang masih relatif muda ini dia telah melewati perkara hidup yang sangat pelik. Terseret dalam pusaran kasus pembunuhan yang tidak biasa. Kasus ini menjadi skandal petinggi markas besar kepolisian RI sehingga menyita perhatian seluruh lapisan masyarakat.

Tidak banyak orang yang dalam usia semuda itu melewati persoalan hidup yang cukup berat. Seingat saya, di usia 24 dulu saya belum lama selesai kuliah, jadi masih pada tahap awal meniti karir. Saya sempat menjajaki beberapa pekerjaan saat itu. Jadi masalah hidup yang dialami ya paling adaptasi dengan jobdes dan lingkungan kerja.

Untunglah saat kasus pembunuhan Brigadir J mulai ramai dibicarakan, Richard Eliezer (RE) berani mengambil sikap di tengah mainstream skenario kasus yang coba dibangun oleh FS dan orang-orang dalam lingkungan pengaruhnya. Keberanian dan konsistensi itu yang membuatnya menjadi Justice Collaborator.

Memang RE-lah yang pertama kali menarik pelatuk senjata yang mengarah ke Brigadir J. Ini membuatnya harus menerima konsekuensi hukum dan menjadi salah satu terdakwa dalam persidangan. Namun bisa terlihat ada penyesalan besar dalam hati RE terutama saat membacakan permohonan maafnya pada keluarga besar Brigadir J. Bagaimanapun juga saat peristiwa pembunuhan tersebut terjadi, RE berada dalam situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan. Dia mengikuti sebuah grand design, tanpa diberi kesempatan panjang untuk menganalisis masalah dan dampak yang mungkin terjadi dari perbuatannya.

Dukungan untuk Richard Eliezer

Namun ada fenomena menarik yang terjadi. Sekalipun menjadi penembak Brigadir J, Bharada E mendapat banyak dukungan moral dari masyarakat. Sejumlah papan karangan bunga sebagai bentuk dukungan terhadap Bharada E terlihat menghiasi gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tempat persidangan digelar. Karangan bunga berasal dari para kenalan hingga komunitas yang bernama Ibu Ibu Online.

Bahkan ada sekelompok anak muda penggemar Eliezer yang menamakan dirinya Richliefamsid datang ke PN Jakarta Selatan sambil membawa banner bertuliskan "Untuk Bharada Richard Eliezer jangan pernah takut, Tuhan selalu ada membela orang benar. Teruslah berkata jujur dan jangan goyah karena sesungguhnya masa depan itu masih ada."

Dukungan masyarakat lewat karangan bunga. Gambar dari Tribunnews.com/Fersianus Naku 
Dukungan masyarakat lewat karangan bunga. Gambar dari Tribunnews.com/Fersianus Naku 

Di media sosial juga saya amati cukup banyak simpati dari para warganet yang ditujukan ke Bharada E. Keluarga besar Brigadir Joshua pun berbesar hati memberi maaf kepada RE. Mereka cukup memahami pembunuhan tersebut terjadi bukan sepenuhnya karena niat pribadi RE.

Sebaliknya, masyarakat kesal dan jengkel setengah mati dengan sosok FS. Sejak awal kasus bergulir keterangan FS selalu berubah-ubah. Kesan yang muncul adalah FS ingin mengaburkan peristiwa yang sebenarnya dan cenderung ingin mencari celah untuk menyelamatkan diri sendiri.

Kabar terbaru, lewat kuasa hukumnya yang baru, FS mengatakan tidak ada perintah "tembak" yang disampaikan kepada RE, melainkan perintah "hajar" yang diinterpretasikan oleh RE sebagai "tembak". Lalu menurutnya skenario awal peristiwa tembak-menembak yang disampaikan ke publik sebenarnya justru untuk melindungi RE.

Masyarakat (terutama yang sudah mengikuti kasus ini sejak awal) pasti tidak akan percaya begitu saja, mengingat terlalu banyak drama yang terjadi sejak awal kasus ini terungkap. Lagipula kisah versi itu pun punya banyak kejanggalan. Misalnya, jika memang benar niatan FS seperti itu, mengapa bukan versi tersebut yang disampaikan sejak awal? Lalu pengkondisian apa kira-kira yang membuat RE menerjemahkan perintah "hajar" menjadi "tembak", mengingat keduanya, Bharada E dan Brigadir J sebenarnya cukup dekat? Mengapa para tersangka dijanjikan hadiah dalam jumlah besar? Mengapa TKP harus direkayasa sedemikian rupa sehingga banyak anggota kepolisian lain yang harus ikut menanggung hukuman baik etik maupun pidana? Dan sejumlah pertanyaan lainnya.

Kejujuran dan Konsistensi

Perbedaan sikap masyarakat ke RE dan FS menunjukkan masyarakat kita masih memberi tempat yang tinggi pada nilai-nilai kejujuran. Kejujuran dan konsistensi sikap RE lewat pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh kuasa hukumnya selama ini membuat kita lebih condong menaruh simpati kepadanya. Inilah yang membuat masyarakat memberi dukungan kepada RE, sekalipun berstatus terdakwa, malah RE-lah eksekutor penembakan terhadap Brigadir J. Kita tentu tetap tidak membenarkan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan, tapi kita memberi apresiasi pada sikapnya yang berusaha mempertahankan kebenaran, sekalipun nampaknya akan melawan arus dengan kesaksian para terdakwa lainnya.

Berbeda halnya dengan sikap FS yang tidak konsisten. Hal ini mengindikasikan dia selalu berusaha merekayasa kebenaran untuk kepentingannya sendiri. Bahkan sampai di saat-saat terakhir sebelum persidangan digelar, dia masih mencoba memberikan informasi yang berbeda.

Saat ini persidangan kasus pembunuhan Brigadir J sudah digelar. Materi-materi persidangan termasuk kronologi peristiwa pembunuhan versi setiap terdakwa dan saksi akan diuji oleh para hakim untuk membuka kebenaran. Di sinilah momentum untuk saling menguji alat bukti dari para jaksa penuntut dan masing-masing kuasa hukum para terdakwa.

Semoga dukungan dari segenap masyarakat membuat Richard Eliezer bersama tim kuasa hukumnya tetap teguh dan tidak goyah sedikitpun menyampaikan kebenaran. Fiat Justicia Ruat Caelum (PG)

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun