Hujan, sembunyikan air matanya
sembunyikan di bawah senja abu-abu
sembunyikan dari masa lalu yang menderas di atas kepalanya.
Dia sedang tertawa terbahak-bahak
tapi hanya dalam hati.
Dia menertawai dirinya sendiri yang masih terus bergeming
padahal cinta itu sudah berpaling.
Dia menertawai dirinya sendiri yang masih terus percaya
padahal setia itu sudah gugur tiada berdaya.
Dia sedang tertawa terbahak-bahak
tapi hanya dalam hati.
Di luar dia berduka setengah mati
melepas kekasihnya pergi di antara tirai hujan yang semakin rapat.
Hujan, sembunyikan air matanya
dia belum mampu membendungnya sendiri.
Masih bergeming
tiada berdaya
entah sampai kapan.
Semoga saat bintang-bintang berpendar di cakrawala
dia menemukan kembali cahaya di matanya
agar kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi di sana.
---
kota daeng, 22 september 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H