Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Seni Blogging Menggunakan Dikotomi Kendali dari Filosofi Stoa

18 September 2022   20:01 Diperbarui: 18 September 2022   22:52 3740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar oleh Chen dari pixabay.com

Tapi ada pula hal-hal yang tidak berada di dalam kendali kita, misalnya: berapa banyak orang yang akan mampir ke tulisan kita, tulisan kita bakal viral atau tidak, komentar orang lain terhadap tulisan kita, tulisan kita akan diplagiat atau tidak dan seterusnya.

Dengan prinsip dikotomi kendali, kita harus lebih banyak fokus pada pada hal-hal yang bisa dikendalikan untuk meningkatkan performa blog kita.

Untuk kualitas tulisan, misalnya. Kita harus mencari kiat bagaimana meningkatkan kualitas tulisan dari waktu ke waktu. Salah satu kiatnya adalah sering membaca tulisan-tulisan jurnalis atau blogger yang sudah senior agar referensi, kosa kata dan sudut pandang kita lebih kaya. Kemudian jika tulisan kita mengacu pada sejumlah informasi atau data, kita harus melakukan riset yang lengkap agar tulisan lebih berbobot.

Berikut, bagaimana agar tulisan kita lebih ramah SEO. Beberapa kiat yang bisa dilakukan adalah memilih kata-kata kunci (keyword) yang tepat, rajin promosi atau membagikan tulisan di media sosial dan jaringan pertemanan serta mengoptimalkan gambar atau ilustrasi yang tepat dan aman dari masalah lisensi.

Hal-hal lain yang bisa dilakukan adalah mempelajari waktu jam tayang tulisan yang tepat. Tidak lupa rajin berkomentar dan memberi vote pada artikel kawan-kawan yang lain agar mereka ngeh dengan keberadaan kita.

Ini beberapa contoh aksi yang sepenuhnya berada dalam kendali kita saat melakukan aktivitas blogging. Dengan melakukan kiat-kiat tersebut, kita sudah mengambil bagian yang tepat dalam dikotomi kendali. Hasil dari segala ikhtiar tersebut biarlah berjalan sesuai garisnya, karena hal tersebut bukan berada di bawah kendali kita.

Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih bijak menyikapi nasib tulisan kita setelah ditayangkan, baik atau buruk hasilnya. Jika artikel yang sudah ditayangkan sepi pembaca, misalnya, kita tidak perlu sedih berkepanjangan. Tidak perlu sampai bad mood seharian atau semingguan, mogok makan, mogok minum bahkan mogok menulis lagi.

Sedih secukupnya saja. Setelah itu waktu yang dimiliki kita alokasikan untuk assesment dan evaluasi apa kira-kira yang menyebabkan tulisan kita minim pembaca. Setelah itu kembali fokus pada apa yang berada di bawah kendali kita dan apa yang bisa kita lakukan.

Kalau fokus kita ada pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, justru nanti kita bisa jatuh pada hal-hal yang kurang etis dilakukan. Misalnya membuat akun-akun palsu untuk meramaikan tulisan sendiri atau menulis judul yang clickbait untuk meraup klik dari warganet.

Wasana Kata

Prinsip dikotomi kendali dari filosofi Stoa dapat digunakan secara luas dalam kehidupan. Aplikasinya dapat digunakan dalam segala hal, termasuk dalam dunia blogging. 

Dengan memahami dikotomi kendali, kita dapat memfokuskan diri pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dibanding hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Kita berharap dengan ikhtiar yang maksimal, tulisan kita dapat lebih menjangkau dan bermanfaat bagi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun