Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Seni Blogging Menggunakan Dikotomi Kendali dari Filosofi Stoa

18 September 2022   20:01 Diperbarui: 18 September 2022   22:52 3740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada referensi yang lain ada yang menyebutnya trikotomi kendali, dengan menambahkan hal-hal yang bisa kita kendalikan sebagian misalnya hasil ujian kita, kekayaan atau kesehatan kita. Tapi pada dasarnya prinsip ini tetap mengacu pada prinsip dikotomi kendali di atas.

ilustrasi gambar oleh Chen dari pixabay.com
ilustrasi gambar oleh Chen dari pixabay.com

Dengan memahami dan menghayati dikotomi kendali ini, kita akan melihat dunia kita dari sudut pandang yang baru. Yang terjadi selama ini adalah kita cenderung mengeluarkan emosi negatif: marah, stres, uring-uringan pada hal-hal yang sebenarnya berada di luar kendali kita. 

Misalnya: terjebak macet berjam-jam, kinerja kita tidak dihargai pimpinan, tetangga yang gemar berghibah, harga-harga sembako naik, calon presiden kita kalah suara dan seterusnya. 

Menurut filosofi Stoa, merespons secara negatif peristiwa-peristiwa tersebut adalah sebuah kesia-siaan karena peristiwa tersebut tidak akan berubah (ingat, bukan di bawah kendali kita). 

Justru kita yang akan dirugikan: karena stres asam lambung naik, jadi pikiran dan tubuh terganggu. Belum lagi kalau kita melampiaskannya pada hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri seperti konsumsi alkohol berlebihan dan lain-lain.

Dibanding merespons sebuah peristiwa secara negatif, lebih baik kita fokus mengelola apa yang bisa kendalikan dalam menyikapi peristiwa. Sekali lagi yang bisa kita kendalikan adalah cara pandang, mindset dan perilaku kita.

Dengan tetap jernih melihat segala situasi, kita bisa tetap tenang menghadapi segala masalah sehingga bisa menemukan solusi yang terbaik bagi diri kita maupun orang lain. Lihat kembali kisah James Stockdale di atas.

Aplikasi Dalam Dunia Blogging

Prinsip dikotomi kendali ini berlaku pula di media sosial, tempat kita berinteraksi dengan warganet yang lain. Dalam relasi dengan warganet yang lain, hal-hal yang berada dalam kendali kita misalnya: konten yang kita tayangkan, cara kita merespons konten orang lain, komentar kita, circle pertemanan atau siapa-siapa saja yang akan kita ikuti dan seterusnya.

Sedangkan yang tidak berada di dalam kendali kita misalnya: komentar warganet yang lain, jumlah likes, jumlah follower dan seterusnya.

Demikian pula dalam dunia tulis menulis atau dunia blogging. Ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, misalnya: seberapa jauh kita melakukan riset untuk tulisan kita, berapa banyak tulisan yang akan kita hasilkan dalam sebulan, seberapa sering kita melakukan blogwalking dan seterusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun