Di bawah awan-awan yang menggelayut sedih
kuseret diriku yang ringkih.
Di belakang sana kegelapan masih mengejar
padahal aku sudah begitu lelah
terengah-engah
mengisap udara ke dalam dada.
Senja sudah nyaris paripurna
tapi takut ini sedang menguasai jiwa.
Masihkah aku layak memanggil nama-Nya?
Masihkah ada pengampunan untuk dosa dari ujung kaki ke ujung kepala?
Detak-detak kesempatan terus berlalu
tapi lidah masih kelu.
Jadi aku tahu yang harus kulakukan
pantas atau tidak
aku akan sembunyi di balik siluet rumah Tuhan
di balik bayangan mereka yang siang malam berseru pada-Nya.
Kegelapan akan terus mengejar mereka yang pernah mengejarnya.
Semoga Tuhan melindungi mereka yang datang berlindung pada-Nya.
---
kota daeng, 7 juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H