Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tolak Kedatangan UAS, Singapura Menang Banyak

20 Mei 2022   20:36 Diperbarui: 20 Mei 2022   20:51 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Abdul Somad. Gambar dari nasional.kompas.com

Jadi alasan penolakan pemerintah Singapura terhadap kedatangan UAS wajar-wajar saja, sekalipun dianggap lebay atau berlebihan bagi sebagian pihak.

Lagipula menerima atau tidak menerima kedatangan seseorang adalah hak setiap negara, tentu saja dengan pertimbangan masing-masing.

Singapura Menang Banyak

Untuk UAS sendiri, penolakan seperti ini bukan kali pertama terjadi. Singapura menambah daftar negara yang pernah menolak kedatangannya setelah negara-negara seperti Hongkong, Timor Leste, bahkan beberapa negara di Eropa seperti Inggris dan Belanda.

Yang aneh justru reaksi dari sebagian politisi dan tokoh masyarakat kita terhadap insiden ini. Penolakan UAS yang mestinya adalah masalah individu ingin digiring menjadi masalah yang lebih besar. Bahkan polemik tersebut berujung ke aksi untuk meminta Dubes Singapura mewakili pemerintah meminta maaf.

Apakah hal ini akan membawa dampak negatif terhadap Singapura?

Menurut saya insiden yang digembar-gemborkan ini justru membuat Singapura menang banyak. Isu ini menjadi momentum untuk memperlihatkan kepada semua pihak bahwa Singapura memang sungguh-sungguh menjaga iklim dalam negeri yang kondusif. Sekalipun kecil, Singapura menunjukan sikap tegas melawan ekstremisme yang berpotensi memecah belah masyarakatnya.

Argumentasi penolakan UAS menjadi sinyal positif bagi negara-negara mitra bisnisnya, pun jadi semacam selling point untuk para pelancong yang ingin berwisata di negeri tersebut.

Penolakan tokoh agama ini juga bukan yang pertama terjadi. Pada tahun 2019 yang lalu, seorang pendeta dari Amerika Serikat ditolak masuk ke Singapura karena pernah menyampaikan ceramah yang menyinggung umat Islam. Jadi Singapura cukup konsisten pada prinsipnya.

Malah yang blunder adalah para politisi yang ingin mengail di air keruh insiden penolakan UAS ini. Entah mereka memang benar-benar peduli pada sosok UAS atau mencoba mencari simpati masyarakat pendukung UAS. Yang manapun alasannya, sadar atau tidak sadar mereka sedang membuat rekam jejak digitalnya sendiri. Jangan lupa, rekam jejak digital kita tidak akan hilang oleh waktu dan menjadi konsumsi seluruh dunia. (PG)

---  

Referensi: website MHA Singapura

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun