Tinggal hitungan hari kita sudah sampai di pengujung bulan Ramadan. Atmosfer hari raya mulai terasa dan topik tentang mudik mulai mendominasi pemberitaan. Ya, perjalanan mudik guna merayakan Lebaran bersama sanak keluarga di kampung halaman sudah jadi budaya tahunan masyarakat kita.
Walaupun harus menempuh perjalanan jauh berjam-jam lamanya, budaya ini tetap dilakoni karena bisa merayakan hari raya bersama keluarga itu tidak ternilai harganya.
Untuk pembaca yang sedang bersiap-siap mudik, terutama yang akan melakukan perjalanan jauh, jangan lupa mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Persiapan ini mulai dari persiapan non teknis seperti mengatur jadwal, rute perjalanan sampai memastikan kondisi kendaraan yang akan digunakan jika membawa kendaraan sendiri.
Yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan stamina. Dalam perjalanan jauh daya tahan tubuh cenderung menurun. Akibatnya ada saja masalah kesehatan yang bisa terjadi selama perjalanan tersebut. Beberapa penyakit yang kerap menghampiri pemudik antara lain:
Maag. Kondisi tubuh yang kurang prima dan jadwal makan yang terganggu bisa berpengaruh ke tingkat asam lambung sehingga penyakit maag pun muncul. Penyakit ini juga kemungkinan besar terjadi pada mereka yang memang memiliki riwayat penyakit maag sebelumnya.
Diare. Dalam perjalanan panjang, kita biasanya singgah mengisi perut di tengah perjalanan. Makanan-makanan atau camilan yang disajikan rumah makan atau warung yang jadi persinggahan bisa jadi sumber penyakit jika tidak dijaga kebersihannya. Saat kuman pemicu penyakit masuk ke sistem pencernaan, tubuh bereaksi dan diare pun terjadi.Â
Flu. Kondisi cuaca yang kurang bersahabat, debu dan polusi sepanjang jalan bisa memicu terjadinya flu, apalagi jika kondisi tubuh memang sedang kurang fit. Gejalanya antara lain sakit kepala, hidung tersumbat, lemas dan gejala-gejala lainnya yang sudah pasti akan mengganggu kelancaran perjalanan kita.
Mabuk Perjalanan. Mabuk perjalanan (motion sickness) biasanya dipicu oleh sinyal yang diterima otak dari mata dan tubuh yang kurang sinkron. Sinyal yang diterima dari mata mengisyaratkan kita bergerak, tapi kenyataannya tubuh tetap diam.Â
Ketidaksinkronan ini memicu otak mengirim sinyal-sinyal yang direaksikan tubuh menjadi perasaan mual, keringat dingin, pusing dan seterusnya. Mabuk perjalanan pun terjadi. Kemungkinan terjadinya meningkat, jika tubuh juga sedang kurang fit.
Nah, ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi terjadinya beberapa penyakit di atas.
Menyiapkan Obat-obatan yang Sesuai
Sedia payung sebelum hujan. Sebelum bepergian jauh, jangan lupa membawa obat-obatan yang sesuai untuk mengantisipasi gangguan kesehatan yang tidak diinginkan terjadi. Obat maag, penurun panas, obat flu, obat anti mabuk perjalanan, obat diare, pelega tenggorokan, minyak angin dan obat-obatan lainnya.Â
Jangan lupa juga menyiapkan obat untuk Anda atau keluarga yang memiliki riwayat tertentu. Misalnya asma, gangguan jantung dan lain-lain. Tidak ada salahnya juga menyediakan kotak P3K untuk berjaga-jaga karena segala kemungkinan bisa terjadi dalam perjalanan jarak jauh.
Menjaga Kondisi TubuhÂ
Menjaga agar tubuh tetap fit juga tidak kalah penting untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan kesehatan yang terjadi. Sediakan dan konsumsi multivitamin untuk membantu menjaga kondisi tubuh. Jangan makan atau minum makanan yang mengandung kadar asam tinggi sehingga dapat memicu mual atau naiknya asam lambung.Â
Kemudian jika melakukan perjalanan darat, sebaiknya pengemudi dan penumpang beristirahat sejenak (kurang lebih 30 menit) jika sudah perjalanan sudah ditempuh selama 3-4 jam non-stop. Ini baik untuk membantu menjaga stamina terutama untuk pengemudi yang harus tetap fokus selama perjalanan.
Perhatikan Kebersihan Makanan
Karena perjalanan yang cukup jauh, tidak memungkinkan untuk membawa makanan sendiri dari rumah, jadi kita harus singgah di tempat makan yang ada di perjalanan. Untuk itu sebaiknya memilih tempat makan yang terjaga kebersihannya.Â
Rest area di jalan tol biasanya sudah memiliki standar kebersihan tertentu dalam pengelolaannya. Tapi untuk rumah makan atau warung biasa yang kita temukan di pinggir jalan, belum tentu punya standar yang sama.Â
Jadi harus hati-hati saat harus mampir ke rumah makan atau warung di pinggir jalan, terutama untuk tempat makan yang belum dikenal. Perhatikan kebersihan tempatnya. Secara kasat mata, kita bisa mengasumsikan tempat yang terjaga kebersihannya juga akan menjaga mutu dan kebersihan makanan yang disajikan.Â
Jangan lupa membawa hand sanitizer sendiri untuk jaga-jaga jika tempat makan tidak menyediakan hand sanitizer atau sabun cuci tangan untuk pelanggannya.
Dengan memperhatikan beberapa hal di atas mudah-mudahan kita dapat meminimalkan risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan kita. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H