Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bebas Aktif

1 April 2022   20:14 Diperbarui: 1 April 2022   20:22 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aspal hitam mulus yang baru saja dibersihkan hujan jadi cermin panjang yang memantulkan wajah malam metropolitan. Warna-warni lampu kendaraan, billboard dan lampu LED dari gerai-gerai minuman di pinggir jalan membuat bayangan pada cermin panjang itu sangat semarak.

Kontras dengan bulan purnama purnama yang pucat di atas sana.

Di teras depan night club yang baru saja buka, seekor kucing bertubuh ringkih karena kedinginan dan lelah setelah menyelamatkan diri dari derasnya air selokan sedang duduk menunggu tikus-tikus tambun. Biasanya ada seekor dua ekor yang lengah dan bisa jadi santapan malam itu.

Seorang wanita berbaju minimalis berdiri dengan menumpukan berat badannya pada salah satu kaki. Asap rokok mengepul dari bibirnya yang merah membara. Warna merah membara itu menjadi tanda undangan bagi siapapun yang berkenan singgah dan berlabuh di sana.

Seorang pria berbadan tegap berwajah asing mengenakan jaket abu-abu gelap berjalan ke arah wanita itu. Tapi sepertinya bukan karena undangan bibir merah merona itu.

Dia menanyakan sesuatu dalam bahasa Inggris. And lucky for him ... wanita itu cukup paham.

Pria itu mengatakan dia sedang tersesat dan membutuhkan arah yang benar ke hotel tempat mereka menginap. Pria itu menyebut nama hotel yang sangat populer, sehingga tidak sulit bagi wanita itu untuk menjelaskan arah ke sana. Kebetulan tempatnya tidak terlalu jauh dari situ.

Pria itu sangat berterimakasih. Sebelum pergi dia menitipkan kartu nama dan meminta wanita itu menghubunginya jika membutuhkan sesuatu.

Bibir wanita itu kembali mengembuskan asap rokok. Dia butuh tamu malam ini, bukan kartu nama.

Kartu nama?

Wanita itu terkejut ketika hendak memasukkan kartu nama itu ke dalam tas tangannya dan baru memperhatikan baik-baik nama yang tertera di situ. Vladimir Putin.

Tidak salah? 

Sayangnya pria yang memberikan kartu nama sudah menghilang di ujung jalan.

Bermenit-menit kemudian, pria misterius itu tiba di lobi hotel. Pria-pria berbadan tegap segera menghampirinya.

"Tidak usaha khawatir, Andrei," ucapnya pada salah satu pria dengan bahasa Rusia yang kental. "Aku baik-baik saja. Mereka benar-benar menerapkan bebas aktif di sini. Aku bebas kesana-kemari tanpa masalah dan ... mereka cukup aktif membantu orang-orang asing yang kesulitan arah."

Sunyi sejenak saat pria itu mengecek jam tangannya.

"Nah, sekarang aku ingin mandi air panas dan secangkir kopi," ucapnya lagi.

"Siap Tuan Presiden!"

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun