Mata penduduk dunia sedang tertuju pada acara balap motor paling bergengsi yang dihelat di negeri Nusantara.
Saat ini negara tersebut sedang berada di atas angin. Ekonomi lagi hijau-hijaunya. Neraca perdagangan selalu surplus beberapa tahun terakhir. Indikator-indikator kesejahteraan masyarakatnya pun terus meningkat.
Kemajuan negeri tersebut tidak lepas dari tangan dingin Sang Presiden yang biasa dijuluki Mr. Kerempeng karena berbadan kurus. Tapi sekalipun berbadan kurus, nyalinya terbilang gede untuk membersihkan mafia-mafia di berbagai sektor ekonomi. Baginya segala manfaat program pembangunan harus berorientasi pada kemakmuran rakyat, bukan pada segelintir orang saja.
Nah, perhelatan balap kelas dunia yang dipersiapkan dengan sukses semakin membuatnya bersinar. Lokasi sirkuit dibangun di tengah-tengah pulau paling indah di negeri itu. Ini membuat para pembalap dan kru sangat senang berada di lokasi balapan.
Kehadiran kru balap dan para penonton juga berhasil mendorong perputaran ekonomi di pulau tersebut. Puja-puji untuk sang presiden pun berdatangan dari berbagai penjuru.
Tapi rupanya tidak semua orang senang dengan keberhasilan tersebut. Salah satunya adalah Tuan Baron, musuh politik bebuyutan Sang Presiden. Dia selalu merasa tersakiti setiap kali ada yang menyanjung Sang Presiden. Keberhasilan Sang Presiden seperti kegagalan baginya.
Sore nanti acara balapan resmi digelar setelah dua hari ini diadakan sesi latihan dan kualifikasi. Sejak pagi Tuan Baron uring-uringan. Setiap channel TV memberitakan acara balapan. Begitu juga dengan pemberitaan baik surat kabar langganan maupun portal berita daring, semuanya didominasi berita balapan. Bahkan di media sosial percakapan trending pun diwarnai dengan segala hal berbau balapan.
Kekesalan Tuan Baron memuncak. Dia mematikan TV, menghempaskan koran pagi dengan kasar dan ... nyaris membanting HP-nya ke lantai.
Untung dia masih sempat mengingat HP mewah limited edition itu adalah hadiah ulang tahun salah satu petinggi bank sentral negara tetangga.
HP itu membuatnya teringat sesuatu yang mungkin bisa berguna untuk membuat acara balapan itu jadi ambyar. Dengan demikian citra Mr. Kerempeng, Sang Presiden pun jadi buruk.
Dia tersenyum licik, merebahkan tubuh tambunnya ke atas sofa lalu menelepon salah satu anak buahnya. Dia teringat anak buahnya ini kenal dengan paranormal sakti pengendali cuaca yang tinggal di benua Afrika. Konon, dia bisa mengendalikan hujan di lokasi sejauh apapun hanya dengan duduk dan melakukan ritual di beranda rumahnya. Sudah dua kali dia menggunakan jasa orang sakti itu untuk membersihkan langit saat masa-masa kampanye pilpres dulu.