Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Swafoto dengan Mantan Napi Korupsi

8 Maret 2022   09:05 Diperbarui: 8 Maret 2022   09:11 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Hujan turun malu-malu sore ini. Di bawah payung biru, Lorenza melangkah tergopoh-gopoh meninggalkan mobil, menuju ke pintu masuk sebuah minimarket.

Dua hari lalu dia baru saja menyelesaikan masa hukumannya sebagai terpidana pada sebuah kasus korupsi.

Ukuran waktu sebenarnya relatif. Tapi buat Lorenza, 10 tahun bukan waktu yang singkat. Begitu banyak hal yang berubah di sekitarnya dalam kurun waktu tersebut. Tidak ada lagi wajah-wajah yang sama karena semuanya telah diubah usia.

Begitu juga dengan suasana kota. Lahan-lahan yang tadinya kosong kini dipenuhi pencakar langit. Jalanan yang dulu masih lengang kini semakin padat karena dipenuhi kendaraan siang dan malam

Minimarket langganannya ini pun ikut berubah. Seingatnya, 10 tahun yang lalu areal minimarket kurang lebih setengah dari ukurannya saat ini. Di depan minimarket saat ini juga muncul gerobak-gerobak jualan. Ada coffee shop kecil-kecilan, ada gerobak ayam goreng crispy dan gerobak penjual minuman Thai tea. Singkat kata, banyak hal yang berubah.

Setelah meletakkan payungnya di dalam tempat khusus yang disiapkan petugas minimarket, dia mendorong pintu kaca dan masuk ke dalam dengan hati-hati. Dia tidak ingin memancing perhatian orang lain, sehingga bepergian memakai jaket hoodie dengan tudung jaket yang tidak pernah dilepas dari kepalanya, juga memakai masker tebal dan kaca mata sebagai tambahan aksesoris.

Tapi ... sepertinya "penyamaran" itu tidak bisa mengecoh semua orang.

Saat sedang hunting belanjaan di antara rak-rak cemilan, suara cempreng yang terdengar tiba-tiba hampir membuat jantungnya melompat keluar.

"Kak Lorenza, ya?!"

Seorang gadis ABG dengan rambut dikuncir ke belakang, sekonyong-konyong berdiri di depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun