Seorang lelaki muda sedang jatuh cinta.
Dia belajar mengecap manis cinta yang serupa madu
mengisi seluruh sel-sel tubuhnya dengan kebahagiaan
dan membuat langit-langit dunianya penuh warna.
Sayangnya hanya kepada buku harian
dia berani mengungkap cinta itu.
Dia takut madu yang manis berubah menjadi racun getir
ketika cinta yang terungkap ternyata mematahkan hatinya.
Puisi-puisi cintanya telah memenuhi buku demi buku
sampai dia menyadari cinta tidak semanis dulu lagi
cinta telah menjadi hambar
menjadi racun yang mematahkan hatinya
ketika dipandangnya gadis pujaan hati
bergandengan mesra bersama lelaki lainnya di bangku taman.
Dia pun merobek halaman-halaman buku hariannya
membuang puisi-puisinya ke dalam bara api
sebagian lagi dihanyutkan ke sungai
lembar puisi yang tersisa diubahnya menjadi origami pesawat
lalu diterbangkan ke langit yang hanya berwarna hitam dan putih.
Salah satu pesawat kertas jatuh ke kamar tidur sang gadis
tepat di atas lembar-lembar surat cinta
yang tidak pernah sampai ke penerimanya.
---
kota daeng, 5 maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H