Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permohonan Maaf Edy Mulyadi Justru Tegaskan Posisi IKN

24 Januari 2022   20:02 Diperbarui: 24 Januari 2022   20:09 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari tangkap layar youtube BANG EDY CHANNEL.

Sudah bisa diduga, pernyataan Tempat Jin Buang Anak yang dilontarkan Edy Mulyadi terkait pemindahan IKN akan berujung pada permintaan maaf. Koar-koar Edy Mulyadi menentang pemindahan IKN pada video yang viral itu memang berlebihan. Penonton yang tidak tinggal di Kalimantan saja bisa jengkel melihatnya, bagaimana dengan masyarakat di Kalimantan Timur yang wilayahnya disebut-sebut seperti itu?

Video yang viral tersebut pun menuai banyak kecaman. Bahkan di twitter tagar #TangkapEdyMulyadi sampai jadi trending topic beberapa waktu lalu.

Tapi fenomena ini sudah biasa terjadi. Figur yang mengeluarkan pernyataan kontroversial, lalu viral dan menjadi sorotan masyarakat pun membuat klarifikasi kemudian meminta maaf atas pernyataan tersebut. Lama kelamaan, pola Pernyataan -- Viral -- Klarifikasi -- Minta Maaf akan jadi pola yang terus-terusan berulang. 

Benar, ada kasus-kasus yang berujung ke proses hukum lebih lanjut, tapi tidak sedikit juga yang terhenti pada tahap minta maaf di atas kertas bermaterai.

Nah, untuk kasus Jin Buang Anak ini kita sudah sampai pada tahap minta maaf yang dilakukan Edy Mulyadi di hadapan beberapa tokoh masyarakat Kalimantan. Videonya juga sudah beredar luas.

Mari kita simak kata-kata Edy Mulyadi seperti yang dikutip kompas.tv di bawah ini

"Di Jakarta, tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan tempat yang jauh, jangankan Kalimantan, istilah kita mohon maaf ya, Monas itu dulu tempat jin buang anak, BSD, Balai Serpong Damai itu tahun 80-90an itu tempat jin buang anak, jadi istilah biasa," demikian klarifikasinya.

Menurutnya ini istilah biasa saja, hanya ada pihak tertentu yang sengaja memainkan isu tersebut. Tapi bagaimanapun juga dia tetap meminta maaf atas pernyataan tersebut.

"Minta maaf, itu benar-benar bukan masalah, saya akan minta maaf, itu mau dianggap salah atau tidak salah saya minta maaf," ucapnya kemudian.

Ada hal menarik yang bisa kita kupas dan telisik dari klarifikasi serta permintaan maaf tersebut. Edy Mulyadi menentang rencana pemindahan IKN dengan alasan "jauh", jika kita menggunakan versi sopan dari istilah Tempat Jin Buang Anak.

Lalu Edy menyebut beberapa landmark top di Jakarta seperti Monas dan BSD untuk memperjelas istilah Tempat Jin Buang Anak ini. Oke, sepintas lalu pendengar akan berpikir mungkin memang Edy Mulyadi tidak bermaksud mengucilkan Kalimantan Timur atau membuat konotasi lokasi IKN baru itu menjadi negatif. Toh dia membandingkannya dengan Monas dan BSD yang dulu sering disebut juga Tempat Jin Buang Anak.

Nah, persis di sini blunder seorang Edy Mulyadi, jika kita cermati lagi alasan ketidaksetujuannya pada lokasi IKN baru.

Bukankah memang tujuan pemindahan IKN ke Kalimantan Timur selain untuk mengurangi beban Jakarta yang sudah terlalu berat, juga untuk mengubah orientasi pembangunan dari Jawa Sentris menjadi Indonesia sentris? 

Lihat saja, saat ini kawasan Monas dan BSD sudah menjadi pusat keramaian dan ekonomi masyarakat. Monas sudah menjadi salah satu icon Jakarta bahkan Indonesia. 

BSD telah berubah dari hutan karet dengan jalan tidak beraspal menjadi kawasan pemukiman elit. Tidak ada lagi kesan wilayah yang jauh dan terkucilkan, jika kawasan tersebut sudah mengalami sentuhan pembangunan dan menjadi pusat-pusat ekonomi baru.

Dengan semangat yang sama, mestinya Edy memahami benar tujuan pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur. Dengan perencanaan dan pembangunan yang terpadu, IKN akan membuat Kalimantan Timur menjadi kawasan perputaran ekonomi baru yang bakalan jauh dari kesan tempat jin buang anak. Itu pun kalau Edy Mulyadi memang benar-benar menentang pemindahan IKN karena alasan "jauh".

Lain cerita kalau bapak ini sekadar ingin meramaikan suasana. Tapi kalau hanya untuk ramai, mestinya tidak perlu bawa-bawa jin segala. (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun