"Oh, si Baron ya? Iya bener. Ada apa ya?"
Baron yang menguping pembicaraan itu dari dalam menepuk jidatnya.
"Ng... ini, Bu. Saya mau minta kembali mangkok bakso saya. Minggu lalu Mas Baron beli bakso saya, waktu itu saya belum sempat ambil kembali mangkoknya karena keburu dipanggil ke ujung jalan. Waktu kembali, Mas-nya sudah gak ada. Berapa hari ini saya ke sini, tapi selalu gak ada orang, Bu."
Emak terkejut.
"Eh, baksonya sudah dibayar, belum?"
"Oh, kalau baksonya sudah dibayar kok, tinggal mangkoknya aja."
Baron mengernyitkan keningnya untuk mengingat-ingat. Ya ampun! Benar, dia hampir lupa peristiwa itu.
"Heh, itu ada tukang bakso minta mangkoknya dibalikin. Bener gak tuh?" sekonyong-konyong Emak sudah muncul di samping Baron.
"Iya, bener, Mak. Mangkoknya masih ada, kok."
Baron pun buru-buru berlari ke dapur untuk mengambil mangkok itu lalu keluar untuk menyerahkannya kembali ke abang baksonya.
"Waduh, maaf banget ya, Bang, kemarin kelupaan. Nih, mangkoknya aku balikin. Sudah dicuci bersih kok," ucap Baron sembari menyerahkan mangkuk itu.